Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi
Manajemen BEI melihat masih ada optimisme investor di tengah sentimen negatif yang menerpa pasar. Diharapkan, berbagai upaya yang dilakukan BEI melalui perbaikan infrastruktur dan kemudahan-kemudahan peraturan yang dibuat dengan tetap menjaga kualitas dan perlindungan investor dapat mendorong pasar.
Tekait target IPO tahun 2020, BEI masih belum bisa membeberkannya. Begitu pula dengan RNTH-nya. Asal tahu saja, per Selasa (3/12) rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sebesar Rp 9,21 triliun, adapun target yang dibidik di 2019 Rp 9,25 triliun.
Menanggapi hal ini, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana melihat dari perusahaan yang telah melantai di bursa saham ia melihat ada penerimaan yang baik dari investor. Akan tetapi, bagi calon emiten yang akan IPO di akhir tahun ini hari libur menjadi tantangan, sebab pasar akan mulai sepi.
Tahun depan, Wawan melihat kasus-kasus yang terjadi di pasar modal akhir-akhir ini tentu saja kan berpengaruh terhadap pasar tahun depan. Akan tetapi, semua itu masih tergantung pada underwriter calon emiten meyakinkan para investor dan analis.
" Tergantung bagaimana emiten bisa menyampaikan info pada publik salah satunya tentang kinerja keuangan dan rencana perusahaan," kata Wawan ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (4/12).
Berkaca dari perusahaan IPO yang sepanjang 2019 adalah perusahaan-perusahaan kecil, Wawan menyarankan kepada para investor untuk ke depannya tetap mencermati laporan keuangan, fundamental, dan rencana ekspansi perusahaan.
Baca Juga: Sempat tertunda dua tahun, Iskandar Waterfront Holdings hidupkan lagi rencana IPO
Hal ini perlu dilakukan sebab perusahaan kecil memiliki risiko yang lebih besar baik dari segi likuiditas maupun fundamental. Meskipun tidak dipungkiri, potensi profit yang bisa lebih tinggi daripada saham yang sudah melejit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News