Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kedatangan 6 emiten baru pada Selasa (8/11) ikut memperpanjang daftar anggota Bursa Efek Indonesia (BEI).
Emiten-emiten tersebut, adalah PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT), PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR), PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK), PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY), dan PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED).
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan, menarik tidaknya sebuah saham yang baru IPO bisa dilihat dari rencana penggunaan dananya.
"Yang menarik adalah emiten yang akan menggunakan dana IPO-nya untuk ekspansi atau belanja modal, terutama untuk investasi jangka panjang," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (8/11).
Baca Juga: Cuan! Saham Adaro Minerals (ADMR) Melesat 1800% Sejak IPO
Melihat dari rencana penggunaan dananya, ia menilai saham OMED dan PRAY yang menarik.
Kedua emiten tersebut juga didukung dari prospek ke depan yang juga masih positif, yakni tingginya kebutuhan akan layanan kesehatan yang baik dan alat kesehatan yang lengkap.
Lalu dari sektor konsumen primer, yakni MKTR dan CBUT dinilai cukup positif. Sebab, untuk jangka pendek didorong harga komoditas CPO masih cukup tinggi.
"Untuk jangka panjang perhatikan strategi emiten apakah akan melakukan hilirisasi atau tidak, karena itu bisa jadi nilai tambah ke depan saat harga CPO melandai," katanya.
Baca Juga: Resmi Melantai di BEI, Ini Rincian Penggunaan Dana Famon Awal Bros Sedaya (PRAY)
Senada, analis Henan Putihrai Jono Syafei mengatakan bahwa dalam jangka pendek dari sektor CPO cukup positif karena akhir-akhir ini harga CPO memang sedang menguat. Sektor kesehatan juga menarik karena kasus Covid-19 yang kembali naik sehingga dapat menjadi sentimen positif.
Untuk jangka panjang, Jono menilai emiten sektor kesehatan dapat menjadi pilihan. Sebab, sektor ini masih akan terus bertumbuh lantaran kebutuhan yang akan meningkat dan penetrasi layanan kesehatan yang masih rendah.
"Sementara sektor properti dan teknologi sentimennya sedang kurang baik terutama karena kenaikan suku bunga bank sentral," katanya.
Fajar menambahkan untuk BSBK secara jangka pendek sebetulnya bisa digunakan untuk trading. Hal ini menilik pada rencana ekspansi perseroan dan sentimen positif seputar IKN.
"Untuk saham-saham IPO memang cenderung untuk trading jangka pendek dengan memperhatikan area support resistance terdekat," imbuh Jono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News