Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Sistem teknologi informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) beberapa hari lalu mengalami gangguan. Sistem bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) itu tidak bisa digunakan untuk bertransaksi.
Tito Sulistio, Direktur Utama BEI mengklarifikasi bahwa persoalan tersebut bukan karena mesin trading. Namun, dikarenakan banyaknya transaksi yang masuk.
"Kejadian kemarin itu sesuatu yang tidak bisa diprediksi. Kaya kamu naik truk, cuma bisa memuat 50 orang, tiba-tiba yang naik 5000 orang, truknya macet ga?" kata Tito di BEI, Jakarta, Senin (24/7).
Pihaknya juga menjamin, kejadian seperti itu tidak akan terulang lagi. Meskipun, dia menambahkan kejadian seperti itu bukan dikarenakan kualitas tenaga IT yang ada di BEI.
Pihaknya membatasi sekali order itu 50 ribu lot karena average di bawah 40 ribu. Ditujukan supaya orang tidak salah pencet, karena kalau 50 ribu jadi 500 ribu akan ditolak. "Jadi kalau mau 200 lot yaudah 50 ribu pencet empat kali," lanjutnya.
Sementara itu, saat terjadi gangguan, tiba-tiba siapa yang berpikir ada waran harganya seperak. Kata dia, ada satu triliun waran mau dijual sekaligus. Hal itu menjadi masalah, karena dia hanya bisa satu kali 50 ribu lot, maka investor memencet berkali-kali.
"Kaget kan truknya. Itulah kejadiannya. Tapi langsung dalam empat menit diterima, diberesin. itu kejadiannya. Tidak ada hubungannya dengan sistem engine yang kuat," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News