Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Yudho Winarto
Dia menambahkan, adanya capital inflow, yaitu penambahan perusahaan tercatat dari industri teknologi meningkatkan potensi Indonesia sebagai satu tujuan investasi bagi investor global.
Komposisi dari sektor teknologi di portofolio investor diperkirakan akan semakin meningkat di tahun-tahun mendatang.
Baca Juga: Kapitalisasi pasar BEI bisa bertambah Rp 554 triliun kalau enam unicorn IPO
Sementara itu, Kepala Divisi Layanan dan Pengembangan Perusahaan Tercatat BEI, Saptono Adi Junarso, mengungkapkan bahwa sejak 2019, pihak BEI bersama OJK terus menggagas peraturan mengenai multiple voting shares (MVS) atau Saham Hak Suara Multiple (SHSM) untuk mengakomodir unicorn IPO di bursa.
“Saat ini sudah pada tahapan RPOJK, semoga bisa keluar secepatnya. Pembahasan sudah final di OJK, dan semoga bisa digunakan untuk mengakomodir unicorn-unicorn lain untuk IPO di BEI,” ujarnya.
Di samping itu, sebagai bentuk perlindungan investor, Saptono mengatakan bahwa pihaknya tengah menyiapkan memberikan notasi khusus kepada perusahaan tercatat yang memiliki SHSM dalam struktur permodalannya di tahap pertama.
“Menurut kami, investor harus aware, bahwa perusahaan-perusahaan ini adalah perusahaan yang akan menerapkan model bisnis berbeda. Di sisi lain, perusahaan-perusahaan ini ada yang menggunakan SHSM, maka kami sedang menyiapkan notasi khusus yang akan disematkan selama perusahaan ini masih menerapkan SHSM,” terang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News