Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Keputusan The Fed memangkas stimulus dari US$ 85 miliar menjadi US$ 75 miliar sudah diprediksi sebelumnya. Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) pun sudah mengantisipasi hal ini.
Ito Warsito, Direktur Utama BEI menganggap penurunan US$ 10 miliar per bulan ini tidak lantas membuat likuditas global kering.
Menurut dia, isu tapering off ini sudah tercermin dari kondisi pasar sejak Mei 2013. Pasar pun sudah melakukan penyesuaian. Nah, saat ini, bukan pencukuran stimulus AS yang menjadi isu, tetapi, kurs rupiah terhadap dollar AS.
Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (19/12), nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ada di level Rp 12.191. Saat ini, investor asing masih meraba-raba akan ke mana arah pergerakan rupiah terhadap dollar AS.
"Kalau Bank Indonesia (BI) bisa memberikan sinyal kurs (rupiah di level) sekarang cukup, maka investor asing akan mengambil posisi," ujar Ito.
Selama para investor global ini belum memiliki clue, maka mereka belum akan membuat keputusan. Kini, mereka, kata Ito, masih wait and see. Namun, ia mengimbau agar tidak perlu khawatir.
Pasalnya, para pemodal besar tersebut tidak akan selamanya memegang kas. Mereka perlu instrumen untuk membiakkan dananya.
Hingga penutupan perdagangan Kamis (19/12), secara year-to-date (ytd), investor asing masih mencatatkan nett sell sebesar Rp 16,67 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News