Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Berikut adalah lima topik hangat yang dirangkum KONTAN hari ini:
- BI: Pelemahan rupiah hanya momentum akhir tahun
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah yang berada di kisaran Rp 12.100 per dollar Amerika Serikat (AS) hanyalah sementara saja. Pelemahan rupiah terjadi karena momentum akhir tahun saja.
"Kalau di Indonesia, ada sedikit pelemahan, itu karena akhri tahun pembelian valas cukup banyak. Tapi kalau sudah dilewati kebutuhan untuk akhir tahunnya, akan bisa kembali normal," ujar Agus di Kantor Presiden, Kamis (19/12).
Namun, meskipun pelemahan rupiah tidak berlangsung lama, Agus tetap mengingatkan agar pemerintah tetap harus memperbaiki kondisi perekonomian di Indonesia. Pemerintah harus memperhatikan transaksi berjalan yang saat ini masih defisit. "Jadi harus ada juga upaya reformasi perbaikannya," tegas Mantan Menteri Keuangan ini.
Sementara hal yang harus diantisipasi dari luar negeri adalah perbaikan ekonomi di sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat. Bila perbaikan ekonomi AS terus terjadi, maka ada potensi suku bunga di negara Paman Sam akan dinaikkan lagi.
- Kebijakan moneter diproyeksi masih ketat di 2014
Kebijakan moneter diperkirakan masih ketat hingga tahun depan, karena Indonesia masih menghadapi defisit neraca transaksi berjalan.
Ekonom Senior PT Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra mengatakan, meski neraca berjalan masih defisit, namun nilainya akan menurun.
"Meskipun kita harapkan defisit neraca transaksi berjalan turun, sebenarnya penurunannya tidak kita expect bisa di bawah 2 persen tahun depan. Karena sebagian besar dari defisit neraca transaksi berjalan itu masih disebabkan faktor-faktor di luar kendali BI. Contohnya harga minyak, itu masih tinggi," kata Aldian di Jakarta, Kamis (19/12/2013).
Adanya faktor-faktor tersebut, ditambah Pemilu yang akan diselenggarakan tahun depan, Aldian memandang tinggal kebijakan moneter yang dapat menjaga stabilitas keuangan Indonesia. Oleh karena itu, ia melihat kemungkinan besar kebijakan moneter masih akan ketat di tahun depan.
- Posisi dollar
Dollar Amerika Serikat (AS) di atas angin akibat keputusan pemangkasan stimulus Bank Sentral AS, The Federal Reserve.
Di pasar spot, hingga Kamis (19/12) pukul 19.35 WIB, pasangan mata uang EUR/USD melemah 0,03% menjadi 1,3680, AUD/USD menguat 0,09% menjadi 0,8869. Tapi, pairing USD/JPY turun 0,18% ke level 104,11 dibanding pergerakan sehari sebelumnya.
Suluh Adil Wicaksono, analis Millenium Penata Futures mengatakan, pergerakan EUR/USD melemah sejak semalam. Pengurangan stimulus mendorong dollar AS. Data ekonomi positif dari Eropa sulit mengimbangi pengaruh stimulus AS.
- Posisi IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,85% ke posisi 4,231.98, Kamis (19/12). Keptusan pengurangan stimulus Amerika Serikat (AS) menjadi pemicu utama kenaikan IHSG. Indeks MSCI Asia Pasifik naik 0,2% ke angka 138,54.
Analis Magnus Capital Eric Eng menyebut, pengurangan stimulus ini merupakan sentimen negatif. Meski begitu, pasar bisa menerima dengan baik. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap menguat.
Analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto melihat, masih ada dorongan positif bagi IHSG. Menurut David, pemangkasan stimulus tak akan mengurangi likuiditas di pasar saham. Selain itu, ada sentimen positif dari bank sentral India dan AS yang menahan suku bunga.
- Posisi Wall Street
Bursa AS turun dari level rekornya tadi malam (20/12). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,1% menjadi 1.809,60. Sementara, indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,1% menjadi 16.179,08, menoreh rekor baru.
Volume transaksi tadi malam melibatkan 6,4 miliar saham. Nilai tersebut 4% lebih tinggi dari volume transaksi rata-rata tiga bulanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News