Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkirakan jumlah investor di pasar modal masih akan meningkat tahun depan. Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi mengungkapkan, pertumbuhan investor sepanjang tahun 2022 kurang lebih akan sama dengan tahun 2021 ini.
"Tahun depan, angka target kurang lebih sama, dengan beban yang lebih tinggi. Angka target pertumbuhannya kurang lebih 30% terhadap angka di posisi akhir tahun 2021," ujar Hasan dalam konferensi pers rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) BEI yang digelar secara virtual, Rabu (27/10).
Adapun sepanjang tahun 2021 ini, BEI membidik peningkatan investor di pasar modal sebesar 30% dan target tersebut sudah terlampaui. Menurut catatan bursa, per pertengahan Oktober 2021, jumlah investor pasar modal sudah mencapai 6,6 juta.
Baca Juga: Aksi Anthoni Salim Memperbesar Gurita Bisnis Usai Jual Pinehill ke Indofood CBP
Padahal pada awal tahun 2021, jumlah investor di pasar modal baru tercatat 3,88 juta. Dengan kata lain, pertumbuhannya sudah mencapai 68%-69% sejauh ini. Khusus investor saham, angkanya sudah mencapai 3,72 juta atau bertumbuh 81%.
"Sampai akhir tahun masih ada sekitar dua bulan lagi, harapannya akan ada peningkatan yang stabil di angka peningkatan 10% setiap bulannya," imbuh Hasan.
Hasan menambahkan, dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) tahun 2022, BEI telah merencanakan 42 rencana kerja. Sembilan di antaranya dikelompokkan sebagai rencana kerja atau inisiatif strategis.
Sembilan lainnya berkaitan langsung dengan agenda-agenda dalam master plan atau rencana pengembangan bisnis BEI kurun waktu 2021-2025. Sementara 24 lainnya adalah rencana kerja yang akan melakukan enhancement atau penyempurnaan untuk fungsi dan kegiatan operasional BEI.
Baca Juga: IHSG diproyeksi balik menguat pada Kamis (28/10)
Di antara rencana-rencana tersebut, Hasan mengungkapkan ada inisiatif baru yakni pengembangan carbon trading, perdagangan nilai emisi karbon. "Kami canangkan untuk mendukung agenda pemerintah. Di mana tahun depan akan mulai ada nilai ekonomi karbon yang diimplementasikan dengan salah satu unsurnya adalah perdagangan karbon," ujar dia.
BEI juga akan mengembangkan papan baru new economy. Papan ini dikembangkan untuk menyongsong perusahaan tercatat yang akan masuk dalam kategori new economy.
Rencana lain, bursa akan kembali melakukan peningkatan terhadap Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA), XBRL enhancement dan taksonomi maintenance, serta pembaruan aplikasi Centeralize Trading Platform (CTP).
Baca Juga: Sudah terealisasi 70%, BEI optimistis target 66 pencatatan efek baru di 2021 tercapai
Selain itu, bursa berencana melakukan pengembangan papan pemantauan khusus yang tahun ini baru dilakukan dalam bentuk notasi, pengembangan kembali e-IPO, pengembangan lanjutan untuk decision support system (DSS), dan enhancement notasi khusus.
Mengenai indeks baru, Hasan mengungkapkan, tahun depan BEI berencana menambah alteratif pilihan indeks bertema syariah dan ESG. Adapun saat ini BEI tengah melakukan pembahasan final dengan Yayasan KEHATI, sehingga dalam waktu dekat dimungkinkan menerbitkan satu atau dua indeks ESG baru.
Baca Juga: BEI menargetkan kenaikan pendapatan usaha 11,4% di tahun 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News