kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BEI menargetkan kenaikan pendapatan usaha 11,4% di tahun 2022


Rabu, 27 Oktober 2021 / 18:16 WIB
BEI menargetkan kenaikan pendapatan usaha 11,4% di tahun 2022
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis kinerjanya akan bertumbuh tahun depan.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis kinerjanya akan bertumbuh tahun depan. BEI membidik pendapatan usahanya naik Rp 158,8 miliar atau 11,4% menjadi Rp 1,55 triliun. 

"Pendapatannya itu banyak dipengaruhi oleh capaian rata-rata nilai transaksi harian (RNTH)," ungkap Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi dalam konferensi pers rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar secara daring, Rabu (27/10). 

Asal tahu saja, di secondary market atau pasar sekunder, RNTH berkontribusi sekitar 75%. Sementara, BEI mengasumsikan RNTH akan berada di kisaran Rp 13,5 triliun di tahun 2022. Selain itu target pendapatan usaha itu juga akan di topang oleh pendapatan lainnya.  

Baca Juga: Sudah terealisasi 70%, BEI optimistis target 66 pencatatan efek baru di 2021 tercapai

Adapun target RNTH tahun depan itu berdasar riset dan input data dari berbagai stakeholders di bursa. Di sisi lain, BEI juga melihat RNTH akan terdorong oleh kegiatan ekonomi yang mulai menggeliat seiring dengan kondisi pandemi Covid-19 yang mulai membaik. Sementara itu, animo masyarakat yang cukup besar terhadap rencana IPO tahun depan menjadi faktor pendorong lainnya. 

Kendati tidak menyebut angka pastinya, di tahun 2022 bursa menargetkan 68 pencatatan efek baru meliputi pencatatan saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya seperti Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), serta Efek Beragun Aset (EBA). 

Adapun pada tahun 2022, BEI selaku salah satu regulator Pasar Modal Indonesia akan berfokus kepada tema pengembangan yang telah ditetapkan, yakni memperluas produk dan partisipan, serta meningkatkan layanan non-cash equities.

Baca Juga: IHSG turun 0,82% ke 6.602 pada Rabu (27/10), asing masih mencatat net buy

Kegiatan tahun 2022 akan difokuskan pada perluasan produk dan layanan BEI untuk memenuhi kebutuhan pelaku di sektor jasa keuangan. Hal ini meliputi penambahan indeks acuan baru, pengayaan produk data informasi kebursaan, enhancement pada Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) untuk mendukung pengembangan perdagangan Efek Non-Ekuitas, enhancement Taksonomi dan Sistem XBRL, pengembangan produk Derivatif dan Waran Terstruktur, enhancement Sistem e-IPO untuk mendukung proses penawaran umum, hingga pengembangan Papan Pemantauan Khusus sebagai bentuk perlindungan investor. 

Sekadar informasi, biaya usaha bursa diproyeksi meningkat Rp 122,6 miliar atau 11,85% menjadi Rp 1,16 triliun di tahun 2022. Laba sebelum pajaknya akan menjadi  Rp 496,64 miliar. Setelah dikurangi estimasi beban pajak sebesar Rp 107,07 miliar, maka perolehan laba bersih BEI adalah Rp 389,56 miliar. Sementara itu, total aset BEI diproyeksi mencapai Rp 4,24 triliun atau naik 10,29% dari Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2021-Revisi. 

Baca Juga: IPO bernilai jumbo diyakini masih akan terserap pasar, ini faktor pendukungnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×