Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) belum mau membuka suspensi atas saham emiten tambang emas PT Renuka Coalindo Tbk (SQMI). Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, apabila suatu emiten terkena suspensi karena pendapatannya nol, BEI tidak bisa serta merta membuka suspensi walaupun emiten itu menyatakan telah memperoleh pendapatan.
"Kami harus pastikan dulu pendapatannya adalah recurring income atau tidak. Kami perlu yakinkan itu," ucap Nyoman di BEI, Senin (7/10). Oleh karena itu, pihaknya tengah meminta keterangan lebih lanjut kepada SQMI.
BEI akan menanyakan apakah pendapatan tersebut sejalan dengan bisnis utama emiten dan dapat menjamin keberlanjutan bisnis perusahaan ini. "Kami sudah pelajari. Kalau tambang mereka kan punya stockpile atau cadangan di gudang walaupun tambangnya tidak beroperasi. Kami akan yakinkan stockpile-nya seperti apa. Jadi kami yakin ada keberlanjutan operasi," kata dia.
Baca Juga: Tak kantongi pendapatan, saham Renuka Coalindo (SQMI) disetop BEI
BEI menghentikan perdagangan saham SQMI sejak 30 September 2019. Dalam keterbukaan informasi BEI, suspensi ini dilakukan karena berdasarkan laporan keuangan SQMI per 30 Juni 2019, perusahaan ini tidak membukukan pendapatan usaha.
Melalui keterbukaan informasi Sabtu (5/10), Direktur SQMI Irwan Darmawan mengatakan, pada hari Jumat tanggal 4 Oktober 2019, SQMI melalui anak perusahaannya PT Wilton Wahana Indonesia telah menjual sebagian emas sebanyak 3,44 kilogram dengan menggunakan harga spot di pasar lokal senilai Rp 678.286 per gram emas kepada PT Indah Golden Signature.
Baca Juga: Pengendali baru Renuka Coalindo (SQMI) mulai tender offer
Nilai total pendapatan setelah memperhitungkan diskon, pajak penghasilan (PPh), serta royalti, maka akan diperoleh pendapatan bersih yang akan dibukukan SQMI adalah sebesar Rp 2,32 miliar. "Sementara fasilitas pengolahan belum dapat beroperasi secara penuh, maka SQMI berencana untuk secara berkala menjual emas hasil trial production agar menjadi pendapatan SQMI yang berkesinambungan," kata Irwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News