Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) masih mengantongi 17 calon emiten dalam pipeline penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO). Calon emiten ini berasal dari beragam sektor, mulai dari sektor perdagangan, jasa, dan investasi hingga pertambangan.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna merinci, terdapat enam calon emiten dari sektor perdagangan, jasa, dan investasi. Sektor ini merupakan sektor yang mendominasi pipeline calon emiten anyar saat ini.
Disusul, masing-masing dua perusahaan yang berasal dari sektor keuangan, aneka industri, dan agrikultur. Juga terdapat masing-masing dua calon emiten dari sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan, serta sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi. Sisanya ada satu perusahaan dari sektor pertambangan.
Baca Juga: Solusi Sinergi Digital IPO dengan harga penawaran Rp 530 per saham
Nyoman memprediksi, satu perusahaan akan tetap menggelar IPO di sisa tahun ini. Asal tahu saja, per 22 Desember 2020, pasca pencatatan saham PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP), jumlah emiten baru yang tercatat tahun ini ada 50 perusahaan dengan total dana dihimpun mencapai Rp 5,49 triliun.
Dengan kondisi pandemi yang terjadi, Nyoman pun melihat terdapat penurunan nilai dana yang dihimpun pada tahun ini jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, beberapa kebijakan dari pemerintah, seperti Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan penyediaan vaksin Covid-19 menumbuhkan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5% pada tahun 2021, sebagaimana proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Oleh karena itu, dia berharap, jumlah pencatatan efek, baik saham, surat utang, dan efek-efek lainnya membaik tahun depan. "Kami berharap jumlah dana yang dihimpun akan meningkat seiring dengan potensi rebound sektor-sektor industri di tahun 2021," kata dia, Rabu (23/12).
Nyoman menambahkan, BEI senantiasa berupaya untuk mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk memanfaatkan pasar modal sebagai rumah pertumbuhan (house of growth) dalam rangka pengembangan bisnis, tanpa terkecuali bagi perusahaan start up atau teknologi di Indonesia.
Dengan beberapa program, kebijakan, dan peraturan yang telah BEI miliki seperti papan akselerasi dan IDX Incubator, BEI optimis terhadap meningkatnya tren IPO startup maupun perusahaan yang bergerak di bidang teknologi di Indonesia tahun depan.
“Hal tersebut juga terbukti dengan banyaknya kesempatan diskusi terkait IPO dengan para founders startup maupun dengan investor startup seperti private equity dan modal ventura,” sambung dia.
Baca Juga: Melonjak 175%, saham Adhi Karya (ADHI) kena suspensi hari ini
Saat ini, IDX Incubator juga mempunyai program road to IPO untuk perusahaan startup yang ingin mempersiapkan IPO, dimana terdapat 42 perusahaan telah mengikuti program tersebut dan empat perusahaan diantaranya sedang dalam tahap persiapan IPO.
Sebagai informasi, telah terdapat tiga perusahaan startup binaan IDX Incubator yang telah IPO. Perusahaan terbaru dari IDX Incubator yang menggelar IPO adalah PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk (CASH) yang listing pada 4 Mei 2020 lalu.
Selanjutnya: Dalam waktu dekat, NH Korindo antar 2 perusahaan melantai di BEI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News