Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) mengaku kebijakan pelarangan impor minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) oleh Uni Eropa (EU) tak berdampak langsung ke kinerja.
Asal tahu saja, Asosiasi Minyak Sawit Indonesia mengingatkan akan adanya gangguan rantai pasokan global jika Uni Eropa (UE) melanjutkan larangan impor komoditas yang terkait dengan deforestasi tahun ini.
UU Deforestasi UE (EUDR) sendiri akan berlaku pada 30 Desember 2024 mendatang.
Head of Investor Relations SGRO Stefanus Darmagiri mengatakan, kebijakan EUDR akan berdampak terhadap produk CPO nasional yang akan diekspor ke Eropa.
Sebab, kebijakan itu akan memberikan tambahan persyaratan dan kriteria-kriteria tertentu agar produk CPO nasional dapat memasuki pasar Eropa.
Terkait hal itu, SGRO mengaku akan terus bersinergi dengan asosiasi dan pemerintah dalam menyikapi peraturan baru UE.
Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) Targetkan Penjualan Bibit Kelapa Sawit Meningkat 7%
Di samping itu, SGRO terus berkomitmen untuk melaksanakan kebijakan keberlanjutan yang salah satunya mencakup kebijakan no deforestation.
“Pada saat ini, SGRO hanya melakukan penjualan CPO untuk pasar domestik, sehingga EUDR tidak berdampak langsung terhadap penjualan CPO SGRO,” ujar Stefanus kepada Kontan, Jumat (13/9).
Menurut Stefanus, dampak dari kebijakan EUDR terhadap industri kelapa sawit nasional salah satunya dapat diantisipasi dengan meningkatkan permintaan CPO untuk pasar domestik.
Misalnya, dengan implementasi penuh program B35 pada tahun 2024 serta wacana pemerintah untuk meningkatkan B40 pada tahun depan.
“Di samping itu, dampak pembatasan ekspor CPO ke negara-negara Eropa dapat diantisipasi oleh industri kelapa sawit dengan mencari potensi pasar-pasar yang baru, seperti Afrika dan Timur Tengah,” ujarnya.
Per semester I 2024, SGRO mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 24% secara tahunan alias year on year (YoY) dari Rp 212,26 miliar seiring dengan turunnya angka penjualan.
SGRO mengeruk hasil penjualan sebesar Rp 2,26 triliun di akhir paruh pertama tahun ini, turun 10,95% YoY dari Rp 2,54 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News