Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) berusaha berbenah. Ada dua hal yang akan menjadi fokus perusahaan pada tahun ini, yakni restrukturisasi keuangan dan optimalisasi kinerja operasional perusahaan. Rencana tersebut diharapkan bisa memperbaiki kinerja saham emiten perkebunan milik grup Bakrie ini.
Andi W. Setianto Direktur dan Investor Relation UNSP mengatakan untuk memperbaiki keuangan, saat ini UNSP tengah mempersiapkan skema restrukturisasi utang perusahaan, termasuk lewat konversi utang menjadi saham. “Kami mengharapkan adanya pertumbuhan harga saham di masa mendatang. Jadi nanti pemegang saham diuntungkan,” kata Andi di Jakarta, Kamis (8/3).
Lebih lanjut dia menyatakan kreditur nantinya bisa mendapatkan keuntungan pertumbuhan harga saham. Ada beberapa kreditur yang direncanakan akan menukar utang dengan saham. Di antaranya adalah Indo Alam Resources Pte Ltd dengan total pokok pinjaman sebesar Rp 130,95 miliar. Utang tersebut kemudian akan dikonversi menjadi saham baru sejumlah 436,49 juta saham. Selisih sisa utang sebesar Rp 15.294 akan dihapusbukukan. Konversi utang menjadi saham akan dilaksanakan selambat-lambatnya per 31 Desember 2018.
Selain itu, ada PT Mateo Sagraha Atlantais (MSA) yang akan mengonversi utang sebesar Rp 67,08 miliar. Utang ini akan dikonversi menjadi saham baru sejumlah 223,61 juta saham. Sedangkan selisih Rp 22.838 akan dihapusbukukan. Konversi utang menjadi saham, juga akan dilaksanakan selambat-lambatnya per 31 Desember 2018.
Kreditur lain yang akan menukar utang dengan saham yakni PT Lingga Manik (LM). Rencananya, LM akan mengonversi utang sebesar Rp 12,07 miliar. Utang ini akan dikonversi menjadi saham baru sejumlah 40,26 juta saham dengan harga pelaksanaan Rp 300 per saham. Selain itu, ada nama Leonard Djajali yang akan mengonversi utang perusahaan sebesar Rp 58,33 miliar. Utang ini akan dikonversi menjadi 194,42 juta saham baru.
Loh Thim Fatt juga berencana melakukan konversi utang sebesar Rp 69,99 miliar menjadi 233,33 juta saham. Sehingga bila dikalkulasi, jumlah utang perusahaan yang akan dikonversi yakni Rp 338,42 miliar. Seluruh restrukturisasi utang tersebut, menggunakan harga konversi Rp 300 per saham. Bila aksi konversi saham ini disetujui oleh pemegang saham, akan ada efek dilusi sebesar 45,12%. “Ini untuk kepentingan bersama, retrukturisasi utang ini agar kinerja lebih baik,” katanya.
Andi bilang bila utang mengecil dan ekuitas membesar, maka beban bunga akan berkurang. Hal itu dinilai bisa mendongkrak kinerja bottom line perusahaan. Dari analisa UNSP, penurunan utang yang diiring kenaikan ekuitas ini akan memperbaiki rasio utang perusahaan terhadap aset dari sebelum terjadinya rencana transaksi. Sebelumnya sebesar 96% menjadi sebesar 94% serta menaikkan rasio lancar perusahaan dari sebesar 0,12 kali menjadi sebesar 0,13 kali.
Untuk memenuhi rencana restrukturisasi utang, UNSP masih menunggu restu RUPS-LB. Pada pelaksanaan RUPS-LB pada Kamis (8/3), masih harus tertunda lantaran tidak kuorum. Daftar hadir pemegang saham yang ada sejumlah 240,25 juta atau setara dengan 17,51% dari saham yang dikeluarkan oleh perusahaan sebanyak 1,37 miliar saham.
Selain restrukturisasi utang, untuk meningkatkan kinerja perusahaan UNSP akan melakukan perbaikan operasional. Diantaranya dengan melakukan intensifikasi operasional dan produksi. Hanya saja pihaknya belum dapat menjabarkan target-target produksi. Termasuk diantaranya potensi pendapatan dan laba bersih. Perusahaan juga belum memilih langkah perluasan usaha, namun memilih mengoptimalkan potensi yang ada. “Kami akan seleksi tandan buah segar (TBS) dengan buah yang bagus, dan lebih selektif dalam proses,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News