Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berpengalaman lebih dari 15 tahun di dunia pengelolaan investasi, Ari Adil Chief Executive Officer UOB Asset Management Indonesia memilih reksadana sebagai instrumen utama dalam membangun portofolio investasinya. Selain disiplin berinvestasi, kini Ari tengah fokus mengembangkan investasinya pada instrumen investasi yang berbasis environment, social, and governance (ESG).
Strategi investasi tersebut dia lakukan karena menyadari investasi secara berkelanjutan penting untuk tujuan investasi dalam jangka panjang. "Reksadana adalah produk investasi yang powerfull karena dikelola oleh ahlinya, yaitu manajer investasi," kata Ari yang menyelesaikan gelar master di bidang commerce dari University of Sydney pada 2002.
Selain itu, Ari menyukai instrumen reksadana karena bisa berinvestasi mulai dari modal awal yang sangat terjangkau. Dalam membangun portofolio melalui reksadana, Ari menerapkan strategi dollar cost averaging atawa strategi investasi secara rutin di setiap periode.
Menurut Ari yang menyelesaikan Pendidikan Eksekutif Venture Capital dari The University of California, Berkeley, Haas School of Business ini strategi tersebut ampuh untuk memaksimalkan imbal hasil di reksadana.
Baca Juga: Aksi private placement di bawah harga pasar tuai kritik dari investor retail
Kini, Ari mulai membangun portofolio investasinya dengan menerapkan strategi investasi berkelanjutan. Belum lama ini memang pasar modal di Indonesia mulai ramai disuguhi kehadiran indeks acuan maupun produk reksadana baru yang bertema investasi berkelanjutan. Ari pun mulai melengkapi investasinya dengan produk reksadana maupun saham yang berbasis ESG.
"Dengan berpartisipasi pada produk investasi berkelanjutan kita bisa mendapat momentum untuk meningkatkan hasil investasi sekaligus berpartisipasi pada kebaikan lingkungan," kata Ari. Selain itu, Ari memandang instrumen investasi berkelanjutan cenderung berkinerja stabil pada perubahan yang terjadi di pasar modal.
Baca Juga: Meningkat 16% dalam dua bulan, pertumbuhan jumlah investor pasar modal akan berlanjut
Ari memberi tips bagi investor pemula. Saat pertama kali ingin berinvestasi baiknya investor kenali dulu profil risiko masing-masing.
Jika investor sudah mengetahui lebih dulu mengenai seluk beluk dunia investasi maka investor tersebut berkemungkinan memiliki profil risiko tinggi (agresif). Sebaliknya, jika investor pemula dan tidak mengerti dunia investasi maka profil investasinya adalah moderat. "Profil risiko harus disesuaikan ini kunci dalam membangun portofolio investasi," kata Ari.
Setelah mengetahui profil risiko investasi, investor bisa menetapkan tujuan investasi untuk jangka pendek, menengah atau panjang. Selanjutnya pilih instrumen investasi yang sesuai.
Baca Juga: Kapitalisasi aset kripto tembus Rp 28.000 triliun, Bitcoin lebih dari separuhnya