kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini restrukturisasi a la Grup Bakrie


Rabu, 09 Agustus 2017 / 21:23 WIB
Begini restrukturisasi a la Grup Bakrie


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Waktunya berbenah! Mungkin pikiran itu yang saat ini ada dalam Grup Bakrie.

Menyusul tuntasnya restrukturisasi PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan skema konversi utang ke saham, entitas lain dalam grup ini bakal menjalankan rencana serupa, membersihkan semua utang-utang yang sudah terlanjur menggunung.

PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) misalnya. Perusahaan ini punya rencana merestrukturisasi utang senilai minimal US$ 107,63 juta.

Angka tersebut berdasarkan jumlah utang ENRG yang jatuh tempo dalam satu tahun. Per Maret 2017, total liabilitas yang ditanggung ENRG mencapai US$ 995,6 juta.

Direktur Utama ENRG Herwin Hidayat sebelumnya mengatakan, pihaknya akan berupaya merestrukturisasi seluruh utang yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat. "Kalau bisa secepatnya," ujarnya kepada KONTAN.

Rencana restrukturisasi utang itu juga merupakan salah satu cara ENRG untuk keluar dari kondisi defisiensi modal. Meski turun 95%, ENRG masih mencatat defisiensi modal sebesar US$ 3,22 juta per Maret 2017.

Sinyal rencana restrukturisasi ENRG sejatinya sudah terbaca sejak beberapa waktu lalu ketika ENRG mengumumkan rencana penggabungan nilai saham atau reverse stock. Namun, baru setelah RUPSLB ketiga, rencana reverse stock dengan rasio 8:1 ini terlaksana. ENRG memperoleh restu reverse stock pada 11 Juli lalu.

PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) juga tengah bernegosiasi dengan kreditur terkait penyelesaian utang. Emiten perkebunan ini masih memiliki utang setidaknya Rp 2,64 triliun kepada Credit Suisse AG cabang Singapura. Padahal, pinjaman itu seharusnya dilunasi UNSP November tahun lalu.

UNSP juga masih menanggung utang wesel berbayar senilai Rp 1,08 triliun. Ihwal utang ini muncul saat UNSP menerbitkan wesel berbayar senilai US$ 77,5 juta pada 2010 lalu. Pada 2011, wesel bayar tersebut diamandemen ulang dengan fasilitas baru senilai US$ 100 juta.

Jatuh temponya tepat pada tahun ini dengan bunga 8% per tahun. Tapi, sejak 2014, UNSP sudah gagal bayar atas bunga wesel tersebut. Hingga saat ini, belum ada tindakan lanjut atas gagal bayar tersebut yang dilakukan oleh pemegang wesel bayar melalui Bank of New York sebagai wali amanat. Andi Setianto, Direktur UNSP enggan memberikan update terkait hal ini.

Sama seperti ENRG, sinyal rencana restrukturisasi UNSP juga diawali dengan reverse stock. UNSP melakukan aksi korporasi itu dengan rasio 10:1.

Sejumlah entitas Grup Bakrie lainnya seperti PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) dan Bakrie Telecom Tbk (BTEL) serta sejumlah emiten lain juga tengah berupaya merestrukturisasi utang. Restrukturisasi ini memiliki pola yang yang mayoritas sama, yakni rights issue yang dilanjutkan dengan konversi utang ke saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×