Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat
Saham GGRM juga ia nilai menarik karena menjadi saham bluechip yang valuasinya saat ini sudah cukup murah. "GGRM divaluasi pada PER yang cukup rendah, yakni 10,52x yang mana setiap tahunnya rata-rata PER GGRM berada pada area 17x-24x," ucap dia, Minggu (8/12).
Terkait dengan kenaikan tarif cukai mulai Januari 2020, Chris berpendapat bahwa hal ini tidak akan terlalu berpengaruh pada pendapatan GGRM. "Dengan kenaikan cukai, harga rokok juga akan ikut naik," kata dia.
Baca Juga: Melihat lagi daftar orang terkaya Indonesia versi Forbes
Maklum saja, GGRM masih menjadi salah satu pemimpin pasar dalam industri rokok dalam negeri. Maka dari itu, Chris merekomendasikan investor untuk buy saham GGRM dengan target harga Rp 66.000 per saham.
Chris juga melihat peluang pertumbuhan harga saham untuk INKP dan MYOR. Saham INKP akan terkena sentimen positif karena harga jual kertas yang kembali menguat, sedangkan MYOR didukung oleh kinerja keuangan yang masih baik dan harga sahamnya sudah terkoreksi cukup dalam.
Di samping perusahaan yang mencatatkan penurunan, ia juga menilai bahwa saham BBCA yang naik dan BSDE yang stagnan sepanjang tahun ini juga masih akan bertumbuh lagi. Alasannya, kedua perusahaan ini masih membukukan kinerja keuangan yang tergolong baik. Ia merekomendasikan buy saham BBCA dengan target harga Rp 34.000 per saham dan BSDE Rp 1.400 per saham.
Baca Juga: Bukan Jeff Bezos, inilah 10 orang terkaya di dunia sepanjang sejarah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News