Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat
Meskipun mencatatkan penurunan, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony melihat, beberapa saham perusahaan ini berpotensi untuk tumbuh ke depannya. Sebut saja SIMP, GGRM, MYOR, dan INKP.
Menurut dia, SIMP berpotensi untuk tumbuh lagi karena harga CPO sudah menunjukkan perbaikan. Di samping itu, program campuran biodisel 30% ke dalam bahan bakar (B30) yang mulai berlaku Januari 2020 ia nilai akan meningkatkan permintaan CPO dalam negeri juga akan menjadi katalis positif bagi harga komoditas ini.
Baca Juga: Peta Orang Paling Tajir di Indonesia Tak Berubah
Dengan begitu, hal ini akan turut mengerek pendapatan para emiten CPO yang bekalangan ini anjlok karena penurunan harga CPO. Di samping SIMP, Chris juga menyarankan investor untuk memperhatikan saham LSIP.
Pasalnya, kedua perusahaan ini termasuk pemimpin pasar dalam sektor CPO. Oleh karena itu, ia menyarankan investor buy saham SIMP dengan target harga Rp 450 per saham dan LSIP Rp 1.700 per saham.
Ia juga melihat prospek cemerlang pada pertumbuhan saham GGRM. Alasannya, kinerja perusahaan ini masih tergolong baik. Sebagai gambaran, per September 2019, perusahaan ini mencatatkan kenaikan laba bersih 25,69% secara tahunan dari sebelumnya Rp 5,76 triliun. Di samping itu, GGRM juga membukukan kenaikan pada pendapatan total sebesar 16,93% year on year, dari Rp 69,89 triliun menjadi Rp 81,72 triliun.
Baca Juga: Daftar orang kaya Indonesia, Bos Barito Pacific Group melejit