kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini rekomendasi analis untuk saham blue chip yang banyak dilepas asing


Rabu, 31 Maret 2021 / 18:36 WIB
Begini rekomendasi analis untuk saham blue chip yang banyak dilepas asing
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan papan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing terus keluar dari pasar saham Indonesia. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 1,11 triliun di seluruh pasar pada perdagangan Rabu (31/3).

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi saham yang paling banyak dilepas investor asing dengan nilai Rp 470,8 miliar. Saham BBRI turun 2,22% ke Rp 4.400 per saham. Adapun total volume perdagangan saham BBRI mencapai 296,2 juta dengan nilai transaksi Rp 1,3 triliun.

Selanjutnya, investor asing juga melego saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebilai Rp 452,1 miliar. Saham BBCA terpantau turun 2,81% ke Rp 31.075 per saham. Adapun total volume perdagangan saham BBCA mencapai 45,3 juta dengan nilai transaksi Rp 1,4 triliun.

Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga dilepas asing sebesar Rp 99,2 miliar. Saham BBNI melemah 1,29% ke Rp 5.725 per saham. Total volume perdagangan saham BBNI mencapai 60,8 juta dengan nilai transaksi Rp 355,7 miliar. Kemudian saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga masuk dalam daftar saham yang dilepas asing dengan nilai Rp 82,5 miliar.

Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr mengatakan, memang incaran investor asing jika ingin keluar dari pasar adalah saham-saham big caps karena memiliki likuiditas yang tinggi.

Baca Juga: Arus modal asing terus keluar dari pasar modal, ini penyebabnya

Zamzami menilai, keluarnya investor asing dari pasar saham Indonesia tak lepas dari reaksi kenaikan yield US treasury jadi salah satu sentimen risk off, dimana mana para investor menjauhi aset-aset berisiko.

“Investor juga mengantisipasi rilis data penting Amerika Serikat Rabu (31/3) malam, yaitu non-farm payroll. Dengan outflow yang besar rupiah juga jadi volatile dan dikhawatirkan jadi memicu BI menaikkan suku bunga lebih cepat,” ungkapnya, Rabu (31/3).

Ia melihat arus dana investor asing akan tergantung kepada yield US treasury. Meski demikian, sambungnya saham-saham yang banyak dilepas asing ini masih menarik untuk dicermati, khususnya untuk saham perbankan big caps. Zamzami menyarankan pelaku pasar untuk dapat cicil beli kembali saham-saham blue chip jika tekanan jual mereda.

“Masih dipantau dulu support IHSG di 5.807, kalau kuat boleh cicil beli disana. Sebab Kamis (1/4) banyak data makro juga yang akan keluar dan bisa jadi sentimen juga,” tambahnya.

Senada dengan Zamzami, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai saham-saham yang banyak dijual asing ini memiliki prospek yang cukup baik. Sejauh ini nilai dari fundamentalnya juga belum mengubah proyeksi dari saham-saham tersebut.

Oleh karena itu, Okie memandang penurunan yang terjadi sekarang ini bersifat sementara. Permulihan ekonomi di tahun ini dinilai dapat menjadi pendorong membaiknya kinerja keuangan emiten.

Okie merekomendasikan pelaku pasar untuk dapat akumulasi BBCA dengan target harga Rp 34.450, BBNI dengan target harga Rp 6.500, BMRI dengan target harga Rp 7.125, dan BBRI Rp 5.080.

Selanjutnya: IHSG melemah 1,42% ke 5.985 pada Rabu (31/3), net sell asing capai Rp 1,11 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×