kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini proyeksi pasar saham jika pemerintah melonggarkan PPKM level 4


Minggu, 25 Juli 2021 / 17:50 WIB
Begini proyeksi pasar saham jika pemerintah melonggarkan PPKM level 4
ILUSTRASI. Pasar saham diprediksi akan menguat jika pemerintah melonggarkan PPKM level 4.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minggu (25/7), adalah hari terakhir pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 sebagai perpanjangan PPKM darurat yang berlaku pada 3-20 Juli 2021.

Di sisi lain, pemerintah berencana membuka secara bertahap sektor ekonomi mulai Senin (26/7) bila penyebaran kasus Covid-19 menurun. Ini artinya, ada indikasi jika PPKM akan direlaksasi.

Analis MNC Sekuritas Rifqi Ramadhan menilai, dengan adanya pelonggaran PPKM, akan memberikan dampak yang cukup positif bagi pasar saham. Hal ini mengingat roda ekonomi akan kembali bergerak  yang selama ini tertahan dengan adanya pembatasan mobilitas masyarakat.

Seperti yang diketahui, 60% dari perekonomian Indonesia ditopang oleh konsumsi domestik dan rumah tangga, yang sangat sensitif terhadap pergerakan masyarakat.

Baca Juga: IHSG menguat 0,91% selama sepekan, saham-saham ini banyak dikolekasi asing

Walaupun PPKM dinilai tidak terlalu efektif dalam mencegah penularan Covid-19, Rifqi menilai, banyak pihak yang justru mendukung adanya pelonggaran PPKM. Hal ini dengan catatan industri esensial, kritikal, dan berorientasi ekspor yang bersifat padat karya sudah melakukan vaksinasi dan juga dengan tingkat protokol kesehatan yang tinggi sehingga dapat sepenuhnya beroperasi 100%.

“Tentunya IHSG akan terdampak baik mengingat akan adanya peningkatan performa dari beberapa emiten yang mana sebelumnya sektor tersebut terkoreksi akibat adanya PPKM,” terang Rifqi kepada Kontan.co.id, Minggu (25/7).

Selain sentimen PPKM, pelaku pasar dapat mencermati beberapa rilis data perekonomian seperti  data foreign direct investment. Memasuki awal Agustus  2021 akan ada rilis  purchasing managers’ index (PMI) manufacturing , pertumbuhan Inflasi secara month-on-moth  (MoM) Juli 2021, serta adanya musim rilis laporan keuangan kuartal kedua pada pekan depan.

Dalam risetnya yang dipublikasikan Kamis (22/7), Kepala Riset Ciptadana Sekuritas Arief Budiman menyebut, perpanjangan pembatasan mobilitas dapat menunda momentum pemulihan ekonomi domestik.

Ciptadana Sekuritas meyakini lonjakan kasus infeksi korona akan menunda pemulihan eknomi. Pada akhirnya, Ciptadana merevisi turun perkiraan pertumbuhan PDB 2021 menjadi 3,5% dari sebelumnya 3,8%.

Sementara itu, faktor ketidakpastian masih cukup tinggi. Pertarungan melawan pandemi dinilai masih jauh dari kata selesai seiring melonjaknya kasus infeksi di saat tingkat vaksinasi di Indonesia masih rendah.

Stabilitas di pasar kemungkinan hanya akan terjadi pada kuartal keempat 2021, ketika program vaksinasi sudah berada di tingkat lanjut. Oleh karena itu, berdasarkan perkiraan earning per share (EPS) yang lebih rendah, Ciptadana Sekuritas merevisi turun target IHSG akhir tahun 2021 menjadi 6.596 (dibulatkan menjadi 6.600) dari sebelumnya 6.750.

Baca Juga: IHSG naik 0,47% dalam sepekan, simak prediksinya untuk pekan depan

Sementara itu, MNC Sekuritas tetap mempertahankan target IHSG di level 6.320 untuk base scenario, level 7.221 untuk bullish scenario, dan 5.651 untuk bearish scenario hingga akhir tahun 2021.

Sebagai rekomendasi saham, MNC Sekuritas menyarankan pelaku pasar untuk mempertimbangkan mencari peluang jangka pendek hingga menengah pada saham-saham growth dan juga industrinya yang cukup tangguh (resilience) seperti sektor kesehatan, yakni PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC), dan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL).

Sementara untuk jangka menengah hingga panjang, pelaku pasar bisa memilih value stock seperti PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Indofood CBP Sukses Mamkur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Mamkur Tbk (INDF), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

“Sebagai tambahan, sektor potensial lainnya yakni emiten yang berbasis digital-tech (new economy), telekomunikasi, serta healthcare,” kata Rifqi.

Sementara itu, Ciptadana Sekuritas menyematkan rating overweight terhadap sektor perbankan, consumer goods, telekomunikasi, semen, menara, logam, alat berat, otomotif, kesehatan, perkebunan, pelayaran, properti, dan media.

Rating netral disematkan untuk sektor  konstruksi, retail, tambang batubara, jalan tol, dan poultry, sementara rating underweight disematkan untuk sektor rokok (tembakau) dan penerbangan.

Pilihan utama Ciptadana Sekuritas adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan target harga Rp 5.250, PT Bank Jago Tbk (ARTO) dengan target harga Rp 16.200, TLKM dengan target harga Rp 4.200, dan PT Astra International Tbk (ASII) dengan target harga Rp 6.500.

Ciptadana Sekuritas  juga merekomendasikan beli saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dengan target harga Rp 3.650, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan target harga Rp 4.200, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan target harga Rp 12.400, PT Triputra Agro Persada Tbk (TPAG) dengan target harga Rp 1.050, dan PT  Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) dengan target harga Rp 2.400.

Hanya saja, munculnya varian Covid-19 yang berbeda dan lebih ganas dapat memperpanjang proses pemulihan kembali ekonomi domestik. Di sisi lain, potensi IPO emiten berbasis teknologi seperti Bukalapak dan GoTo dengan valuasi potensial gabungan  hingga US$ 45 miliar menjadi sentimen penguat terbesar untuk pasar.

Selanjutnya: Asing banyak melego saham-saham ini dalam sepekan saat IHSG menguat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×