Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) merancang bisnis kawasan industri dan pelabuhan sebagai motor pertumbuhan laba. AKRA siap menggenjot tiga sumber pendapatan dari Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE).
Direktur & Corporate Secretary AKR Corporindo Suresh Vembu membeberkan tiga sumber pendapatan dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang berlokasi di Gresik ini. Pertama, penjualan lahan dengan memonetisasi 850 hektare (ha), Total nilai indikatif mencapai Rp 19 triliun-Rp 20 triliun.
Kedua, utilities income atau pendapatan dari permintaan tenant terhadap listrik, air dan gas. AKRA berpotensi memonetisasi kebutuhan 1,1 GW-1,3 GW listrik, 800 lps-850 lps air, dan 65 MMCFD-75 MMCFD gas saat semua tenant memanfaatkan fasilitas penuh.
"Kami memproyeksikan kebutuhan listrik, air dan gas akan meningkat, terutama setelah 2024, dimana tenant besar akan beroperasi seperti smelter tembaga dan pabrik kaca," kata Suresh dalam paparan publik, Selasa (28/11).
Baca Juga: Presdir AKR Corporindo Kembali Memborong 5,68 Juta Saham AKRA
Ketiga, AKRA akan meraup pendapatan dari pelabuhan (port income) dengan kapasitas 10 juta ton kargo curah. Ketiga segmen ini akan menjadi sumber pendapatan dan pendapatan berulang (recurring income) AKRA, hingga mencapai kontribusi signifikan untuk menopang laba.
Memang, kontribusi dari bisnis perdagangan & distribusi tetap paling tinggi. Tapi, sumbangan dari kawasan industri & pelabuhan akan menanjak. Sebagai estimasi, kontribusi kawasan industri dan pelabuhan ditaksir 22% terhadap laba kotor AKRA pada 2024, dan bakal mencapai 32% pada tahun 2030.
Peran kawasan industri sudah tampak sejak periode sembilan bulan 2023, yang berkontribusi 16% terhadap laba bruto AKRA. Melonjak dibanding capaian periode yang sama tahun lalu yang kala itu masih di level 5%.
Hingga September 2023, AKRA meraup Rp 713 miliar dari penjualan 29,6 ha lahan. AKRA pun sudah meneken perjanjian jual beli bersyarat dengan Sinchuan Hebang seluas 67 ha dan komitmen pembelian lahan dari perusahaan asal Hongkong.
AKRA menargetkan perusahaan dari kluster logam, kimia, energi, elektronik dan industri pendukungnya untuk dapat menjadi tenant di JIIPE. "Kenaikan permintaan dan potensi penjualan lahan datang dari industri berat seperti smelter, kimia dan kaca," imbuh Suresh.
Baca Juga: Kinerja AKR Corporindo (AKRA) Solid Berkat Penjualan Lahan, Cek Rekomendasi Sahamnya
Tumbuh Double Digit
Tak hanya dari kawasan industri dan pelabuhan, Presiden Direktur AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo meyakini prospek kinerja di segmen bahan kimia dan BBM akan tumbuh. Arus investasi yang meningkat, akan ikut mengangkat permintaan dari industri, apalagi dengan semakin banyaknya smelter yang beroperasi.
Suresh menambahkan, AKRA juga menjalankan ekspansi infrastruktur dan penambahan kapal untuk meningkatkan kekuatan logistik. Bersamaan dengan itu, AKRA menjajaki pengembangan bisnis di segmen bahan bakar aviasi, lubrikan dan metanol.
AKRA membidik tambahan 40-50 SPBU BP-AKR pada tahun depan, terutama di Jawa Timur dan Jawa Barat. Suresh optimistis berbagai strategi tersebut bisa mendongkrak kinerja AKRA pada tahun 2024. "Untuk target masih finalisasi. Kami lihat prospek 2024 bisa growth double digit," kata Suresh.
Research Analyst Reliance Sekuritas Ayu Dian menilai saham AKRA layak koleksi dengan strategi trading buy. Saran dia, cermati support resistance saham AKRA di level Rp 1.400 - Rp 1.555.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda punya rekomendasi serupa. Trading buy AKRA dengan mengamati support Rp 1.395-Rp 1.400 dan resistance pada Rp 1.505-Rp 1.540 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News