Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sisa tahun 2021, diprediksi masih sejalan dengan proyeksi awal tahun.
Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, sejauh ini pergerakan IHSG masih dalam rentang normal. Menurut dia, pelaku pasar dan investor sudah banyak belajar dari pengetatan kebijakan yang dilakukan pemerintah pada tahun 2020.
"Namun masalahnya kali ini adalah apabila Covid-19 belum bisa kendalikan secepatnya, hal ini cepat atau lambat membuat pemulihan ekonomi kian menjauh dari momentumnya," jelas dia kepada Kontan.co.id, Minggu (1/8).
Nico menilai, ketika pemulihan ekonomi tertahan, maka mobilitas masyarakat akan menurun dan menyebabkan aktivitas ekonomi menurun. Dengan begitu, daya beli akan melemah yang berujung terhadap melambatnya produksi.
Hanya saja, jika mengaca pada semester I-2021, di mana pertumbuhan ekonomi sudah terjadi dengan banyaknya stimulus, baik fiskal maupun moneter, membuat tekanan dari Covid-19 ini tidak sehebat tahun lalu.
Baca Juga: Pelemahan IHSG tertahan rilis kinerja emiten
"Menilik situasi dan kondisi yang ada saat ini, ditambah dengan pergerakan IHSG, wajar rasanya kalau IHSG masih bergerak di rentang yang sama. Level 6.000 – 6.150 menjadi level nyaman IHSG saat ini dan sesuai ekspektasi kami apabila Covid-19 masih belum bisa dikendalikan," kata Nico.
Nah, untuk bulan Agustus ini, Nico menilai akan menjadi tolok ukur tersendiri bagi IHSG. Salah satu pendorong utama adalah saat Bukalapak melantai di bursa saham pada di awal bulan.
Namun secara sentimen, bulan ini akan menjadi bulan penentuan bagi Federal Reserve, apakah bank sentral Amerika Serikat (AS) itu akan mengubah arah kebijakannya untuk tahun 2022 atau tidak.
Menurutnya, apabila pada pertemuan The Fed bulan ini mereka mengubah arah kebijakannya, maka ini akan menjadi tekanan bagi IHSG. Untuk itu, ia menyarankan investor tetap perhatikan setiap sentimen yang ada, karena tentu akan memberikan pengaruh kepada pasar.
"IHSG berpotensi untuk mengalami kenaikan dengan tingkat probabilitas sebesar 72% menuju 6.185, dengan catatan tidak mengalami koreksi hingga di bawah 6.070," sebutnya.
Lebih lanjut, ia memaparkan sejumlah sentimen yang perlu diperhatikan investor di bulan ini, sebagai berikut :
Indonesia:
- Markit Indonesia PMI Manufacturing
- CPI YoY diproyeksi naik
- CPI Core diproyeksi turun
- GDP kuartal II-2022 diproyeksi naik
Amerika Serikat:
- PMI Manufacturing diproyeksi tidak berubah
- PMI Services diproyeksi tidak berubah
- PMI Composite
- Construction Spending MoM diproyeksi naik
- ISM Manufacturing diproyeksi naik
- Factory Orders diproyeksi turun
- Durable Goods Orders diproyeksi tidak berubah
- MBA Mortgage Applications
- ADP Employment Change diproyeksi turun
- Trade Balance diproyeksi negatif
- Initial Jobless Claims diproyeksi turun
- Continuing Claims diproyeksi turun
- Change in Nonfarm Payrolls diproyeksi naik
- Change in Manufact. Payrolls diproyeksi naik
- Unemployment Rate diproyeksi turun
- Wholesale Inventories MoM diproyeksi sama
Zona Eropa:
- PMI Manufacturing diproyeksi sama
- PMI Services diproyeksi sama
- PMI Composite diproyeksi sama
- Retail Sales MoM dan YoY diproyeksi turun
China:
- PMI Manufacturing diproyeksi turun
- PMI Composite
- PMI Services diproyeksi naik
- Trade Balance diproyeksi naik
- Exports YoY dan Imports YoY diproyeksi turun
- Foreign Reserves
Japan:
- PMI Manufacturing
- PMI Services
- PMI Composite
- Vehicle Sales YoY
- Tokyo CPI YoY diproyeksi sama
- Monetary Base YoY.
- Leading Index CI diproyeksi naik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News