Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah sentimen dinilai bisa menjadi peluang bagi PT XL Axiata Tbk (EXCL) untuk mengembangkan bisnis di industri telekomunikasi. Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, salah satunya peluang di industri ini adalah terkait merger antaroperator yang berpeluang meningkatkan dinamika kompetisi yang lebih seimbang di industri.
Adapula pelonggaran kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang telah meningkatkan aktivitas ekonomi. Berlanjutnya program kuota pendidikan fase ketiga oleh pemerintah juga memberikan peluang perusahaan operator selular untuk ikut berpartisipasi.
Selanjutnya, berkembangnya cara kerja digital, sekolah, dan kehidupan sehari-hari telah menciptakan permintaan data dalam jangka panjang. Peluang lainnya yakni berupa peningkatan permintaan layanan fixed broadband – fiber to the home (FTTH), dimana telah tersedia layanan XL Home dengan area layanan yang terus meningkat. Selain itu, keberadaan undang-undang (UU) Ciptakerja juga bermanfaat positif dalam jangka panjang, termasuk untuk efisiensi belanja modal (capex) dan biaya operasional (opex) dalam menyediakan layanan 5G.
Baca Juga: Laba bersih XL Axiata (EXCl) menyusut 51% hingga kuartal ketiga 2021
Di sisi lain, terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi sepanjang sembilan bulan 2021. Salah satunya adalah berlanjutnya kompetisi yang ketat antar operator. Meningkatnya intensitas kompetisi sejak akhir tahun 2020 lalu terasa pada pertumbuhan industri.
Covid-19 yang masih terus membayangi dan berdampak langsung pada pemulihan ekonomi secara umum juga turut menggelayuti industri telekomunikasi. Selanjutnya, terkait dampak dari global supply chain yang bisa mempengaruhi persediaan bahan baku dan produksi.
Per kuartal ketiga 2021, EXCL membukukan laba bersih senilai Rp 1,01 triliun per akhir kuartal ketiga 2021. Realisasi ini menyusut 51% dari laba bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,07 triliun.
Baca Juga: Pendapatan Link Net (LINK) terus meningkat meski dihadapkan tantangan pandemi
Meski demikian, EXCL berhasil mendongkrak pendapatannya meski tipis. Emiten penyedia jasa telekomunikasi ini membukukan pendapatan senilai Rp 19,80 triliun, naik 0,73% dari pendapatan pada kuartal ketiga 2020 sebesar Rp 19,65 triliun.
Di kuartal ketiga, total pendapatan EXCL sebesar Rp 6,8 triliun, naik 1,5% secara kuartalan dengan tingkat margin di atas 50%. Total jumlah pelanggan EXCL bertambah 1,2 juta orang selama periode triwulan ketiga, dengan average revenue per user (ARPU) blended di Rp 37.000
Pendapatan data terhadap pendapatan layanan (service revenue) meningkat menjadi sebesar 95%, dengan penetrasi smartphone mencapai 92% dari total pelanggan. Pencapaian ini merupakan yang tertinggi di industri.
Baca Juga: Pengendali Tower Bersama (TBIG) Resmi Menjadi Pemegang Saham XL Axiata (EXCL)
“Kami tetap berupaya keras untuk bisa melalui periode kuartal ketiga 2021 yang cukup berat, di tengah kompetisi industri yang tidak pernah kendur. Untuk itu, kami tetap melanjutkan digitalisasi secara end-to-end di hampir semua lini bisnis, antara lain dengan mengimplementasikan analisa berbasis artificial intelligence untuk meningkatkan efisiensi dalam operasional,” terang Dian dalam keterangan tertulisnya, Selasa (9/11).
Meskipun kompetisi industri semakin ketat, EXCL tetap terus melanjutkan investasi pada pembangunan jaringan data pita lebar. Saat ini jaringan 4G EXCL telah menjangkau 458 kota/kabupaten yang ditopang oleh 69.000 BTS 4G. Adapun total BTS (2G/3G/4G) yang dimiliki EXCL saat ini sebanyak 153.000 unit
Untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, hingga periode sembilan bulan 2021, capitalized capex EXCL meningkat 25% secara tahunan menjadi Rp 6,4 triliun, sedangkan committed capex meningkat 24% menjadi Rp 4,5 triliun.
Baca Juga: Laba bersih XL Axiata (EXCl) menyusut 51% hingga kuartal ketiga 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News