kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beberapa Emiten Ini Catat Kinerja di Atas Ekspektasi, Apa Rekomendasi Analis?


Senin, 29 Agustus 2022 / 05:05 WIB
Beberapa Emiten Ini Catat Kinerja di Atas Ekspektasi, Apa Rekomendasi Analis?


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sejumlah emiten telah melaporkan kinerja positif pada semester pertama tahun ini. Analis Ciptadana Sekuritas Arief Budiman mengungkapkan, 54% emiten sejauh ini telah melaporkan hasil kinerja keuangan paruh pertama tahun ini.

Secara kumulatif, kata Arief, pendapatan yang dilaporkan mengalami kenaikan 54% secara tahunan (year on year/yoy) di semester 1-2022.

Kinerja yang apik ini sebagian besar didorong oleh emiten bank yang melaporkan pertumbuhan 59% menjadi Rp 75,2 triliun, ditambah dengan pendapatan yang lebih tinggi dari grup Astra yakni PT Astra International Tbk (ASII) dan PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar 114% secara tahunan menjadi Rp 28,5 triliun.

Lebih lanjut ia bilang, emiten dari sektor bank, batubara, logam, telko, otomotif, dan sektor alat berat berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan di kartal kedua tahun ini jika dibandingkan dengan realisasi kuartal pertama 2022.

Baca Juga: Penjualan Alat Berat Komatsu United Tractors (UNTR) Naik 117,32% per Juli 2022

Di sisi lain, sektor konsumer, emiten produsen rokok, properti, dan CPO menjadi sektor yang mencatatkan penurunan kinerja di paruh kedua tahun ini.

Dalam riset Jumat (19/8), ia memprediksi kinerja yang positif juga akan berlanjut dari sektor batubara lain seperti PTBA, ADMR dan ADRO.

Kemarin, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 6,2 triliun di periode enam bulan pertama 2022 atau melambung 246% dibanding periode yang sama di tahun lalu yang senilai Rp 1,8 triliun.

Selain itu, ia juga bilang emiten sektor minyak dan gas seperti PGAS dan MEDC juga akan memberikan hasil kinerja yang positif. Arief menilai realisasi kinerja emiten pada paruh pertama ini berada di atas ekspektasi.

Ke depannya, Arief menjelaskan potensi kenaikan harga BBM akan memperburuk inflasi di Indonesia, dimana harga konsumen naik ke level tertinggi dalam tujuh tahun menjadi 4,94% di bulan Juli terutama karena melonjaknya biaya makanan.

Baca Juga: Setelah Menguat di Tengah Kabar Akuisisi, Cermati Arah Saham Grup Panin Berikut Ini

Dalam empat minggu terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) juga berhasil menguat. Adapun pada penutupan perdagangan Jumat (26/8) IHSG ditutup di level 7.135,25.

Arief bilang, pasar terus melakukan pemulihan, didorong oleh pandangan tentang perlambatan inflasi Amerika Serikat (AS) yang mungkin telah membuka pintu bagi The Fed untuk meredam laju kenaikan suku bunga yang akan datang.

 

Kedua, penurunan signifikan dalam indeks dolar AS dan ini membawa apresiasi rupiah dan arus masuk ekuitas yang lebih solid.

"Kami melihat reli pasar saham mungkin melambat dalam beberapa minggu mendatang salah satunya karena aksi profit taking," ujarnya dalam riset yang dipublikasi, Jumat (19/8).

Baca Juga: Incar Dana Rp 5,03 Triliun dari Rights Issue, Ini Rencana Sentul City (BKSL)

Arief memasang target IHSG di 7.350 pada tahun 2022. Ia berharap pemulihan ekonomi dan pertumbuhan pendapatan emiten dapat menopang pergerakan IHSG. Hanya saja, ia bilang ke depannya tingkat volatilitas pasar masih tinggi dengan kemungkinan inflasi.

Beberapa pilihan saham dari Arief ada saham GOTO, BBNI, TLKM, TBIG, EXCL, UNTR, MDKA, ADMR, dan MEDC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×