Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan alat berat Komatsu milik PT United Tractors Tbk (UNTR) masih tumbuh moncer. Sepanjang tujuh bulan pertama 2022, konstituen Indeks Kompas100 ini mencatatkan penjualan alat berat sebanyak 3.399 unit. Angka ini naik 117,32% dari realisasi penjualan pada periode yang sama tahun lalu yang hanya 1.564 unit.
Adapun pangsa pasar atau market share Komatsu per Juli 2022 sebesar 28%.
Penjualan masih didominasi oleh sektor pertambangan, yakni mencapai 62% dari total penjualan, disusul oleh sektor konstruksi sebesar 18%. Kemudian, penjualan ke sektor kehutanan sebesar 11% dan sektor agribisnis sebesar 9% dari total penjualan.
Di bulan Juli 2022 sendiri, anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini menjual 526 unit alat berat. Jumlah ini naik 11,20% dari penjualan di Juni 2022 sebesar 473 unit Komatsu.
Baca Juga: Kinerja Arkora Hydro (ARKO) Naik pada Semester I, Begini Penjelasan Manajemen
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, penjualan di Juli 2022 naik 159,11%, dimana penjualan pada Juli 2021 hanya mencapai 203 unit.
Sebelumnya, UNTR memutuskan untuk mengerek naik target penjualan alat berat Komatsu tahun ini. UNTR menaikkan angka penjualan menjadi 4.800 unit dari sebelumnya 3.700 unit.
Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis mengatakan, revisi naik target ini berdasarkan hasill diskusi dengan prinsipal dan juga hasil analisis pasar. “Proyeksi penjualan kami sesuaikan sambil tetap memantau pergerakan pasar sampai akhir tahun,” terang Sara.
Sara mengatakan, kemampuan produsen/prinsipal untuk memproduksi alat tentu tidak dapat diakselerasi cepat, melainkan secara bertahap. “Itulah sebabnya proyeksi kami perlu menyesuaikan juga dengan kemampuan prinsipal,” sambung dia.
Baca Juga: Hingga Semester I, United Tractors (UNTR) Sudah Serap Belanja Modal Rp 3,1 Triliun
Ini berarti, dalam tujuh bulan pertama 2022, UNTR telah merealisasikan 70,8% dari target penjualan alat berat tahun ini.
Adapun UNTR telah menggunakan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 3,1 triliun hingga paruh pertama tahun ini. Serapan capex tersebut setara dengan US$ 209 juta dari total belanja modal yang disiapkan untuk tahun ini sebesar US$ 750 juta-US$ 800 juta.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Ignatius Teguh Prayoga mengatakan, permintaan alat berat tetap solid, namun terdapat backlog dari sisi supply. Mengingat permintaan alat berat yang masih solid, Prayoga menilai revisi naik target penjualan masih mungkin terjadi jika sisi pasokan pulih.
Adapun baru-baru ini, UNTR melalui PT Energia Prima Nusantara atau EPN resmi menambah kepemilikan saham di PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), operator Pembangkit Listrik Mini Hydro (PLTM).
Baca Juga: United Tractors (UNTR) Serap Belanja Modal Rp 3,1 Triliun pada Semester I
Total nilai transaksi pembelian tersebut mencapai Rp 176,5 miliar, sehingga total kepemilikan Grup Astra melalui UNTR di ARKO bertambah menjadi sebesar 31,49%.
BRI Danareksa Sekuritas menilai, nilai investasi per potensi kapasitas relatif yang dilakukan UNTR relative murah yakni US$ 1,77 juta per megawatt (MW) dibandingkan dengan pedoman PLTM yang diberikan oleh Kementerian ESDM sebesar US$ 2 juta per MW.
BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp 39.500 dari sebelumnya Rp 34.000.
Sementara itu, analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Arief Machrus merekomendasikan beli saham UNTR dengan target harga Rp 38.000. NH Korindo Sekuritas melihat meningkatnya target produksi komoditas energi perusahaan konsumen akan menjaga permintaan alat berat UNTR tetap tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News