kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Beban usaha menggerus laba DOID pada semester I


Senin, 07 Agustus 2017 / 05:15 WIB
Beban usaha menggerus laba DOID pada semester I


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Beban usaha semester I 2017, menggerus laba PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID). Total beban sebesar US$ 82,68 menyebabkan pertumbuhan laba yang tipis.

Berdasarkan laporan keterbukaan perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (4/8), beban usaha DOID meningkat 29,25% yoy per Juni 2017 menjadi US$ 22,34 juta, dan beban keuangan naik 19,84% yoy jadi US$ 27,56 juta. Bahkan, beban lain-lain melonjak 1.282% menjadi US$ 32,78 juta.

Eddy Porwanto Chief Financial Officer (COC) DOID menjelaskan beban EBITDA dan laba operasional paling dipengaruhi oleh pengeluaran tak terduga.

"Ada non-recurring provision yang mempengaruhi laba bersih. Tetapi itu non-cash item," jelas Eddy saat dihubungi KONTAN, Minggu (6/8). Eddy menjanjikan, kedepannya operasional dan laba DOID akan semakin membaik.

Walau demikian, terdapat sejumlah pemasukan yang membantu kinerja laba berbalik untung, yakni pendapatan lain yoy mengalami kenaikan 43,24% menjadi US$ 7,12 juta dan pendapatan keuangan tumbuh 24,47% menjadi US$ 594,829.

Untuk kinerja hingga akhir tahun, DOID telah merencanakan akan melakukan produksi pengupasan tanah (overburden) sebesar 360 juta Bank Meter Cubic hingga 400 juta Bank Meter Cubic. Tak hanya itu, mereka juga akan memproduksi batubara sebanyak 45 juta ton hingga 50 juta ton.

Sebagai informasi, pada semester pertama 2017, DOID mencatat pertumbuhan 7,88% laba menjadi US$ 8,67 juta dan pendapatan naik 39,14% menjadi US$ 360,62 juta.

Mengenai margin pertumbuhan pendapatan yang besar, Eddy menjelaskan hal tersebut terutama disebabkan oleh harga komoditas yang terus tumbuh.

"Ada kenaikan volume dan service rate, dimana sebagian besar terkait terhadap harga batu bara," jelas Eddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×