kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Batubara naik, prospek ADRO dan DOID menarik


Kamis, 13 Juli 2017 / 20:34 WIB
Batubara naik, prospek ADRO dan DOID menarik


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kenaikan harga batubara menyalakan kinerja emiten berbasis komoditas. Batubara sempat mencatatkan harga penutupan tertinggi sejak Agustus 2014 di ICE Future Erope pada level US$ 82,80 per metrik ton, Selasa (11/7). Meski hari berikutnya terkoreksi tipis ke posisi US$ 82,05 per MT. Tren naik batubara jadi angin segar bagi emiten yang memproduksi batubara.

Muhammad Nafan Aji analis Binaartha Parama Sekuritas menyatakan, apabila menilik kinerja teknikal dan fundamental, ada dua emiten yang menarik, yakni PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID).

"Sebagai perusahaan pertambangan batubara, ADRO merupakan perseroan yang gencar melakukan ekspansi bisnis dalam mengembangkan proyek pembangkit listrik," kata Nafan kepada KONTAN, Kamis (13/7).

ADRO memiliki proyek pembangkit listrik Tanjung Power Indonesia berkapasitas 200 MW di Kalimantan Selatan dan pembangkit listrik di Batang dengan kapasitas 2000 MW. Selain itu, ADRO juga melaksanakan diversifikasi bisnis tambangnya ke batubara kokas. Dengan demikian, hal itu akan mampu meningkatkan kinerja emiten ke depan.

Dia memproyeksikan, pada 2017, total pendapatan ADRO meningkat 21% menjadi US$ 3,07 miliar dengan kenaikan laba bersih 22% menjadi U$$ 410 juta. "Rekomendasi buy dengan target harga jangka panjang di level Rp 2.090 berdasarkan rasio fibonacci 127,2%," papar Nafan.

Sementara itu, kinerja DOID mengalami peningkatan volume penjualan kontrak sebesar 36% menjadi 83,20 BCM. DOID juga gencar menjalankan program efisiensi. Dengan demikian, hal ini diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja perseroan ke depannya.

Nafan menyatakan, pada 2017, total pendapatan DOID diproyeksikan naik 18% menjadi U$$ 723 juta dengan lonjakan laba bersih 145% menjadi US$ 91,15 juta. Ia merekomendasikan buy dengan target harga jangka menengah di level Rp 960 per saham, dan target harga jangka panjang di level Rp 1.310 per saham. "Itu berdasarkan rasio fibonacci 127,2%," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×