Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Membengkaknya beban perusahaan memicu penurunan keuntungan PT Intiland Development Tbk (DILD) pada tahun lalu. Padahal, pendapatan emiten properti ini masih tercatat naik.
Mengutip laporan keuangan yang dirilis DILD, Jumat (1/4), perseroan mencatatkan laba bersih tahun 2015 sebesar Rp 401,4 miliar. Jumlah tersebut lebih rendah 6,7% dibandingkan laba tahun sebelumnya yang mencapai Rp 430,5 miliar. Alhasil, laba per saham dasar turun dari Rp 42 menjadi Rp 39 per saham.
Sejatinya, pendapatan usaha DILD masih tumbuh 20,8% dari Rp 1,82 triliun menjaid Rp 2,2 triliun. Namun, meningkatnya beban pokok penjualan dan beban usaha yang harus ditanggung menyebabkan perolehan laba bersih perseroan tergerus.
Beban pokok penjualan naik 37,8% dari Rp 834 miliar menjaid Rp 1,15 triliun, dan beban usaha meningkat 19,6% dari Rp 489 miliar menjadi Rp 585 miliar.
Pertumbuhan pendapatan DILD tahun lalu ditopang dari kontribusi pendapatan berulang (recurring income) dan pendapatan penjualan. Recurring income naik 50,5% dari Rp 217,8 miliar menjadi Rp 328 miliar. Kendati begitu, recurring income baru bekontribusi 15% terhadap total pendapatan perseroan. Sementara, pendapatan dari penjualan naik 16,8% menjadi Rp 1,87 triliun,
Penjualan perseroan berasal dari high rise sebesar Rp 1,07 triliun, naik dari Rp 932 miliar. Penjualan kawasan industri turun dari Rp 360 miliar menjadi Rp 192 miliar, penjualan perumahan naik dari Rp 317 miliar menjaid Rp 602,4 miliar.
Sedangkan pendapatan berulang berasal dari perkantoran yang tercatat naik dari Rp 109 miliar menjadi Rp 230 miliar, sarana olahraga turun dari Rp 59 miliar menjadi Rp 17 miliar, kawasan industri naik dari Rp 31 miliar menjadi Rp 72 miliar, hotel turun dari Rp 15,2 miliar menjadi Rp 2,2 miliar dan
pendpaatan lain-lain naik dari Rp 1,5 miliar menjadi Rp 5,9 miliar.
Total aset DILD per akhir tahun 2015 naik 13,3% dari Rp 9 triliun tahun sebelumnya menjadi Rp 10,2 triliun. Jumlah utangnya naik22% dari Rp 4,5 triliun menjadi Rp 5,5 triliun dan ekuitasnya naik dari Rp 4,4 triliun menjadi Rp 4,7 triliun. Sedangkan kas dan setara kas pada periode akhir tahun lalu tercatat sebesar Rp 404,5 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News