Reporter: Adi Wikanto, Albar Maulana | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan menyalurkan dana pemerintah yang ada di rekening Bank Indonesia (BI) sebesar Rp 200 triliun ke enam bank milik negara (Himpunan Bank Milik Negara/Himbara). Lalu, apakah saham bank Himbara menarik dikoleksi para investor?
Himbara adalah bank-bank yang sebagian besar sahamnya dimiliki pemerintah. Anggota Himbara antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).
Diberitakan Kompas.com, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, dana pemerintah tersebut akan mulai disalurkan ke Bank Mandiri, BRI, BTN, BNI, BSI, dan satu bank syariah lain mulai hari ini Jumat (12/9/2025). "Besok sudah masuk ke enam bank, Himbara semua," ujarnya saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (11/9/2025).
Baca Juga: Resmi Dirilis, Kapan iBox Jual iPhone 17 di Indonesia? Cek Juga Harga iPhone 16
Purbaya mengungkapkan bahwa nantinya setiap bank akan mendapatkan porsi dana yang berbeda-beda. Untuk menjalankan kebijakan tersebut, dia akan menyusun aturan resmi. Beleid ini akan diteken Purbaya pada Kamis malam ini sehingga pada Jumat sudah bisa langsung dikucurkan ke perbankan.
"Harusnya cepat (dilaksanakan). Malam ini saya tandatangan, besok sudah masuk ke bank-bank itu," kata Purbaya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.
Dana pemerintah yang berasal dari saldo anggaran lebih (SAL) itu diberikan ke perbankan untuk disalurkan ke masyarakat melalui kredit. Namun dia telah mewanti-wanti perbankan untuk tidak menggunakan dana itu untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
"Kita udah bicara dengan pihak bank, janganlah beli SRBI atau SBN. (Peruntukannya) suka-suka bank, yang penting kan kita likuiditas masuk ke sistem," ucapnya.
Meski begitu, dia yakin perbankan akan menyalurkannya ke kredit agar perbankan mendapatkan keuntungan dari bunga kredit untuk membayar bunga dana dari pemerintah. Dana pemerintah itu nantinya tidak hanya mengendap di BI, tetapi bisa beredar ke masyarakat untuk menggerakkan perekonomian dan menumbuhkan kredit.
"Kan mereka pintar nih untuk mencari proyek-proyek yang bagus untuk menyalurkan dana itu supaya tidak mengalami negative carry, negative spread," kata Purbaya.
Namun dia mengakui, dirinya belum memiliki proyeksi dampak ke perekonomian dan kredit dari kebijakan ini. Yang jelas, saat ini dia akan mencoba mengguyur likuiditas perbankan dan melihat hasil awalnya.
"Belum (ada hitungan proyeksi). Tapi yang jelas itu kan percobaan pertama. Taruh segitu dulu dan kita lihat dalam waktu seminggu, dua minggu, tiga minggu, seperti apa dampaknya ke ekonomi. Kalau kurang, tambah lagi," tukasnya.
Baca Juga: Ucapan Di Podcast Viral, Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur Dari DPR
Saham bank naik
M. Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas menilai, rencana pengguyuran dana Rp 200 ke Himbara tersebut akan mempengaruhi peningkatan likuiditas perbankan secara nasional yang tentunya bisa memperkuat daya dorong (carried) ke sektor riil.
"Dan tentunya likuiditas ini bisa dijadikan katalis positif bagi perbankan karena saham big banks itu mengalami penguatan hari ini," kata Nafan.
Pada Kamis (11/9/2025) saham bank BUMN kompak naik. Berdasarkan data Stockbit, harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menjadi yang tertinggi dengan kenaikan 7,80% ke level Rp 4.420 per saham. Saham BBNI dibuka di level Rp 4.210 per saham dan sempat naik ke level Rp 4.430 per saham.
Selanjutnya, ada saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang menguat 6,27% ke level Rp 1.355 per saham. Saham BBTN dibuka di level Rp 1.315 per saham dan sempat naik ke level tertinggi di Rp 1.380 per saham.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turut menguat 5,15% ke level Rp 4.080 per saham setelah dibuka di level Rp 4.000 per saham. Saham BBRI sempat naik ke level Rp 4.120 per saham.
Tonton: Gudang Garam Beberkan Strategi Hadapi Cukai Rokok Tinggi dan Isu PHK
Kemudian ada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang menguat 1,82% ke level Rp 4.480 per saham. Saham BMRI dibuka di level Rp 4.480 per saham dan sempat mencapai level Rp 4.540 per saham.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan menyebut bahwa kenaikan harga saham bank belakangan ini sebagai respons terhadap ekspektasi bahwa akan ada perbaikan kinerja ke depan seiring dengan sinyal kebijakan fiskal yang pro pasar serta adanya backstop likuiditas dari pemerintah.
"Ditambah lagi, valuasi saham perbankan besar sudah terdiskon cukup dalam sehingga membuka peluang bargain hunting pasca koreksi," ucapnya, Kamis (11/9/2025).
Ini menunjukkan ada pemulihan kepercayaan pasar terhadap Menkeu yang baru meskipun tentu masyarakat masih perlu menunggu rincian teknis dari kebijakan ini untuk menilai dampaknya secara menyeluruh.
Selanjutnya: Setelah 10 Tahun, Presiden RI Akhirnya Hadir Lagi Secara Langsung di Sidang Umum PBB
Menarik Dibaca: IHSG Menguat, ERAA Jadi Sorotan Berkat Produk Apple
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News