Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Chandra Asri Petrochemical tahap II dengan jumlah pokok Rp 500 miliar.
Mengutip keterbukaan informasi TPIA yang dirilis Senin (12/2), perseroan akan menerbitkan obligasi ini dalam tiga seri. Obligasi seri A diterbitkan sebanyak Rp 100 miliar dengan tingkat bunga tetap 7,50% per tahun dan ternor tiga tahun.
Sementara, obligasi seri B diterbitkan sebanyak Rp 100 miliar dengan tingkat bunga tetap 8,25% per tahun dan tenor lima tahun. Seri C diterbitkan sebanyak Rp 300 miliar dengan tingkat bunga tetap 9,00% per tahun dan bertenor tujuh tahun.
Obligasi Berkelanjutan I tahap II ini dijamin dengan hak tanggungan atas dua bidang tanah milik TPIA dan fidusia atas seluruh mesin milik anak usaha perusahaan, PT Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI).
Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari penawaran umum Obligasi Berkelanjutan I Chandra Asri Petrochemical dengan jumlah yang ingin dihimpun Rp 1 triliun. Sebelumnya, Desember 2017, TPIA telah melakukan penerbitan tahap I sebesar Rp 500 miliar.
Direktur Independen TPIA Suryandi bilang, penggunaan dana hasil penerbitan obligasi tahap II ini tak akan jauh beda dengan penggunaan dana tahap pertama. Antara lain untuk melunasi utang bank dan modal kerja.
“Lebih banyak untuk pelunasan utang bank,” ujar Suryandi kepada Kontan.co.id, Selasa (13/2). Namun demikian, Suryandi belum bisa merinci besaran utang yang akan dibayar dan tanggal jatuh tempo utang tersebut.
Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar mencatat, tujuan penerbitan obligasi ini adalah sebesar 64% untuk melunasi utang dan 36% untuk modal kerja. Meski terkesan gali lobang tutup lobang, strategi refinancing ini dinilai wajar.
Pasalnya, porsi publik pada saham TPIA yang beredar pasca-stock split sangat minim, yani 3,18%. Hal ini mempengaruhi minimnya pendanaan modal TPIA dari pasar saham. “Mengajukan utang baru melalui bank tentu bukan ide yang baik,” ujar William.
Dari sisi bisnis, William menilai, TPIA memiliki earning power yang kuat. Ia yakin dengan kemampuan TPIA untuk membayar bunga dari obligasi yang akan diterbitkannya.
Analis Binaartha Parama Sekuritas M. Nafan Aji mencatat, debt to equity ratio (DER) TPIA sebesar 0,57. Dengan demikian TPIA belum memiliki beban utang yang tinggi. Meskipun TPIA memiliki price to book value (PBV) yang rendah di 0,93 kali, valuasi sahamnya masih menarik.
Price to earning ratio (PER) TPIA adalah 4,42 kali dengan ROE di angka 19,55 kali. “Sebenarnya harga saham emiten ini memiliki peluang menguat ke depannya,” ujar Nafan.
Secara teknikal, Nafan melihat pada weekly chart ada koreksi wajar karena formasi hanging man candle sudah terbentuk. Dus, level support yang kuat menurutnya adalah di level 5.675, berdasarkan MA 20 atau garis Fibonacci 50%. “Cicil beli TPIA dengan target harga Rp 6.725 per saham,” sarannya.
Meskipun optimistis dengan kinerja ke depan, William bilang, TPIA perlu waspada dengan harga bahan baku yang berkorelasi positif dengan harga minyak. Sebagaimana diketahui, harga minyak belakangan cenderung meningkat dan diprediksikan akan kembali meningkat. Ia merekomendasikan hold saham TPIA dengan PER 24,01 dan PBV 0,96 kali, dengan target harga saat ini Rp 6.110 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News