Reporter: Recha Dermawan | Editor: Noverius Laoli
Saat ini, mengacu pada data ESDM adapun total Potensi sumber Panas Bumi yang bisa digarap berjumlah sekitar 16,547 MW tersebar di 119 WKP (Wilayah Kerja Panas Bumi) yang tersebar di seluruh Pulau-pulau di Indonesia.
“Berdasarkan data dari NS Energy dan Think Geo Energy, Indonesia sejak 2018 – 2022 merupakan negara kedua terbesar penghasil “Energi Panas Bumi” di dunia setelah pada posisi pertama diduduki oleh Amerika Serikat dan peringkat ketiga diduduki oleh Negara tetangga kita, Filipina. Sebelum Indonesia meningkatkan pemasangan kapasitas PLTP-nya, posisi kedua diduduki oleh Filipina” kata Leonardo.
Kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia diperkirakan akan tumbuh pesat dari kurang lebih 2,6 GW pada tahun 2023 menjadi kisaran 6,7 GW pada tahun 2030, dengan CAGR sebesar kurang lebih 14,6% yang dapat dibandingkan secara relatif terhadap rata-rata CAGR global sebesar kisaran 5,8% pada jangka waktu yang sama.
Baca Juga: IPO Barito Renewables (BREN) Hanya Lepas 3,35% Saham, Ini Kata BEI
Pada tahun 2030, Indonesia diharapkan memiliki kapasitas panas bumi terbesar di dunia yang merupakan 35% dari estimasi kapasitas netpanas bumi global. Pertumbuhan ini didukung oleh potensi sumber daya panas bumi Indonesia yang signifikan, pertumbuhan permintaan pasar yang pesat, dan dukungan kebijakan sebagai bagian utama rencana masa depan pemerintah untuk meningkatkan energi terbarukan dalam bauran energi (Menurut Wood Mackenzie).
IPO dari BREN yang merupakan Induk dari salah satu perusahaan panas bumi terbesar di dunia yaitu Star Energy membuka jalan bagi perusahaan – perusahaan serupa di Indonesia.
"Jika melihat para competitor di industri EBT PLT Panas Bumi, tentunya langkah tersebut adalah batu loncatan awal yang memungkinkan perusahaan PLT Panas Bumi untuk melakukan aksi korporasi IPO di Indonesia. Sebut saja misalnya Supreme Energy, yang merupakan salah satu pemain besar panas Bumi bisa saja akan mungkin melakukan aksi serupa" kata Leonardo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News