kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,05   4,30   0.48%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Barito Pacific optimistis akuisisi Star Energy bisa mendorong laba


Selasa, 06 Maret 2018 / 08:00 WIB
Barito Pacific optimistis akuisisi Star Energy bisa mendorong laba


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun lalu, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mencatatkan pendapatan senilai US$ 2,45 miliar. Jumlah ini meningkat 25% dibandingkan pendapatan 2016 yang senilai US$ 1,96 miliar.

Seiring dengan pertumbuhan pendapatan, BRPT juga mencatatkan peningkatan beban. Sepanjang 2017, pos beban pokok pendapatan dan beban langsung meningkat 29,81% year-on-year (yoy) menjadi US$ 1,91 miliar. Beberapa pos beban lainnya turut menanjak, misalnya beban umum dan administrasi serta beban keuangan.

Beban umum dan administrasi BRPT naik 45,13% (yoy) menjadi US$ 50,41 juta. Adapun beban keuangan meningkat 56,29% (yoy) menjadi sekitar US$ 59,71 juta.

Di saat yang sama, induk usaha PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) ini menderita kerugian kurs mata uang asing bersih senilai US$ 2,72 juta. Jumlah ini naik 109% dibandingkan posisi 2016 yang merugi US$ 1,30 juta.

Kondisi tersebut turut menekan bottom line BRPT. Per akhir Desember 2017, emiten ini meraih laba bersih US$ 118,12 juta, menyusut 10,31% dibandingkan laba bersih 2016 senilai US$ 131,70 juta.

Direktur Utama BRPT Agus Salim Pangestu bilang, beban bunga turut menekan laba. "Ini transaction cost. Ada pinjaman dari Bangkok Bank untuk Star Energy," katanya kepada KONTAN, kemarin.

Agus optimistis, kinerja BRPT tetap akan bagus setelah akuisisi Star Energy tuntas. Sebagaimana diketahui, BRPT berencana mengakuisisi 66,67% saham Star Energy Group Holdings Pte Ltd dan diharapkan rampung pada kuartal kedua tahun ini.

Jika sesuai target, analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar memproyeksikan, paling cepat kontribusi Star Energy akan dirasakan BRPT pada semester I-2018. Adapun di kuartal I-2018, William melihat kinerja BRPT cenderung tertekan. "Pendapatan BRPT masih didominasi bisnis petrokimia milik TPIA. Bisnis ini berkorelasi dengan harga minyak," ujar dia.

Saat ini, harga minyak dalam tren positif dan bisa mencapai US$ 80 per barel. Minyak adalah bahan baku petrokimia. Jika harga minyak naik, maka beban bahan baku bisnis petrokimia juga ikut meningkat.

William merekomendasikan investor wait and see. Investor dapat mengakumulasi saham BRPT setelah harganya di bawah Rp 2.500 per saham. Pada perdagangan kemarin (5/3), harga saham BRPT ditutup menurun 0,38% menjadi Rp 2.600 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×