kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak tantangan, investor disarankan wait and see sebelum masuk reksadana saham


Senin, 11 November 2019 / 05:57 WIB
Banyak tantangan, investor disarankan wait and see sebelum masuk reksadana saham
ILUSTRASI. Ilustrasi Bursa Efek Indonesia - IHSG. KONTAN/Muradi/2017/09/26


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemangkasan suku bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) Oktober 2019 hingga ke level 5%, sukses mendorong hampir seluruh reksadana di bulan lalu, hanya reksadana saham yang diketahui mengalami penurunan.

Untuk itu, ke depannya investor disarankan untuk wait and see terlebih dulu, menunggu kepastian sentimen yang bakal mempengaruhi pergerakan reksadana saham ke depan.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dirilis Jumat (8/11), total AUM reksadana Oktober 2019 tercatat naik Rp 12,44 triliun atau tumbuh 2,27% menjadi Rp 553,21 triliun dari capaian bulan sebelumnya Rp 540,91 triliun.

Baca Juga: Dana Kelolaan Reksadana Pasar Uang Melejit premium

Kontribusi terbanyak datang dari reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang, sedangkan reksadana saham mengalami penurunan.

Presiden Director Aberdeen Standard Investments Indonesia Omar S Anwar mengatakan, penurunan suku bunga bank sentral dari awal tahun sampai saat ini, mendorong kenaikan harga obligasi.

"Karena penurunan suku bunga acuan tersebut pula lah deposito di bank menurun. Alhasil, nasabah pindah ke reksadana pasar uang sehingga meningkat," jelas Omar kepada Kontan.co.id, Sabtu (9/11).

Baca Juga: Reksadana obligasi diprediksi masih akan moncer hingga akhir tahun

Di sisi lain, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) yang baru saja memangkas suku bunga acuannya, justru langsung me berikan signal akan jeda atau menahan pemangkasan sampai akhir tahun ini. Omar menekankan, kondisi tersebut semakin memberikan sentimen positif bagi reksadana pasar uang.

Pasalnya, jika selisih bunga deposito di perbankan dengan reksadana pasar uang 1% sampai 2%, kemungkinan besar minat akan reksadana pasar uang akan meningkat.

Sementara itu, terkait kinerja reksadana saham yang masih lesu hingga Oktober 2019, Omar cenderung merekomendasikan investor untuk wait and see terlebih dahulu. Ini karena, pasar saham sendiri tengah menanti berita dari pemerintah terkait arah kebijakan ke depan.

Baca Juga: Bonus tahunan jangan ludes buat belanja, ingat ya...

"Apakah pemerintah akan mempermudah investasi di Indonesia dan bakal ada katalis positif lainnya ke depan? Pasar masih menunggu, dan saham masih wait and see posisinya," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×