kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   16.000   0,85%
  • USD/IDR 16.220   -29,00   -0,18%
  • IDX 6.915   -12,32   -0,18%
  • KOMPAS100 1.007   -0,64   -0,06%
  • LQ45 771   -2,07   -0,27%
  • ISSI 227   0,47   0,21%
  • IDX30 397   -1,97   -0,49%
  • IDXHIDIV20 459   -2,95   -0,64%
  • IDX80 113   -0,11   -0,10%
  • IDXV30 114   -0,70   -0,61%
  • IDXQ30 128   -0,64   -0,49%

Banyak tantangan, CTRS pilih akuisisi lahan


Senin, 10 Februari 2014 / 15:38 WIB
Banyak tantangan, CTRS pilih akuisisi lahan
ILUSTRASI. plank, salah satu olahraga untuk menjaga kesehatan jantung dan mencegah pembengkakan jantung


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Banyak tekanan makro ekonomi akibat pemberlakuan aturan loan to value (LTV) dan kenaikan suku bunga acuan BI bakal memberikan tekanan tersendiri bagi pelaku industri properti. Dampaknya pun bisa benar-benar dirasakan mulai tahun ini.

Setidaknya, dua kebijakan itu membuat PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) lebih memilih bermain aman. Hal ini bisa dilihat dari persiapan anggaran untuk ekspansi sebesar Rp 1 triliun yang mana dari jumlah itu, sebagian besar digunakan untuk memperbanyak akuisisi lahan dibanding mengerjakan proyek baru.

"Untuk akuisisi lahan sebesar Rp 600 miliar, dan sisanya hanya untuk finishing proyek kami yang sudah berjalan," tutur Harun Hajadi, Presiden Direktur CTRS kepada KONTAN, (10/2).

Harun enggan merinci berapa hektar dan lahan mana saja yang menjadi bidikannya. Namun, salah satu yang paling dekat dengan tahap finalisasi adalah, sebuah lahan di Jakarta seluas 4 hektare yang nantinya akan dikembangkan untuk kawasan mixed used.

Strategi ini memang menjadi pilihan bagi manajemen. Dengan memperbanyak lahan, maka hal ini bisa menjadi amunisi jitu jika suatu saat nanti kondisi makro ekonomi Indonesia bisa berbalik arah, bisa lebih stabil.

Karena namanya bisnis, semua rencana pasti ada. Tapi, harus ada yang direm dengan melihat kondisi seperti saat ini ketika suku bunga tinggi yang menekan likuiditas. "Tidak seperti bisnis ritel, kondisi makro seperti itu membuat gangguan psikologis, pembelian aset besar seperti properti dan mobil menjadi lebih lambat," pungkas Harun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×