Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Terkait pergerakan saham dari keempat emiten di atas, KLBF berhasil bergerak di zona hijau sepanjang perdagangan Selasa (10/5). Harga saham KLBF menguat 85 poin atau 5,56% ke level Rp 1.615.
Sedangkan harga saham PEHA dan SAMF hingga penutupan perdagangan hari ini tidak bergerak dibandingkan hari sebelumnya. Harga saham PEHA dan SAMF masing-masing berada di posisi Rp 995 dan Rp 655. Adapun saham ASII merosot 50 poin atau 0,71% ke level Rp 7.000.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengungkapkan bahwa dampak dari kenaikan suku bunga The Fed dapat mendorong pelemahan kurs rupiah. Emiten-emiten yang memiliki paparan besar pada sisi importir akan terkena imbasnya.
Baca Juga: Fundamental Baik, Rupiah Berkinerja Lebih Baik Dibandingkan Mata Uang Asia
Namun, tekanan dari kenaikan tingkat suku bunga ditaksir hanya akan memberikan dampak jangka pendek. "Selama fundamental ekonomi Indonesia masih kuat dan solid, kami yakin dampaknya akan dapat diredam," ujar Nico.
Dalam kondisi seperti sekarang, Nico menyarankan, jika ada saham yang memiliki potensi valuasi di masa mendatang, maka akumulasi beli bisa menjadi pilihan. Namun, bagi investor yang tidak menyukai volatilitas yang terjadi di pasar, wait and see bisa dipertimbangkan.
"Volatilitas yang tinggi akan mendorong pelaku pasar cenderung menunggu bagi mereka yang tidak siap untuk mengikutinya. Sehingga keputusan untuk buy atau sell dan hold, kembali pada persepsi dan ekspektasi pelaku pasar," kata Nico.
Baca Juga: Saham Big Caps Masih Tertekan, Simak Rekomendasi BBCA, BBRI, TLKM, BMRI, ASII
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menambahkan bahwa fluktuasi rupiah saat ini masih terbilang wajar, bahkan pergerakan rupiah cenderung stabil. Alhasil, dampak terhadap emiten yang mengandalkan komponen impor dinilai tidak begitu signifikan.
Tapi, saat ini perusahaan yang banyak melakukan impor lebih terpengaruh oleh kenaikan harga komoditas. "Terutama pada perusahaan yang mengandalkan komoditas sebagai bahan baku produksi seperti consumer, farmasi, dan pakan ternak," ujar Azis.
Meski begitu, emiten consumer dan unggas masih dapat dilirik atau bisa dipertimbangkan untuk trading buy. Seperti pada saham ICBP, INDF, dan JPFA yang ditaksir masih memiliki potensi kenaikan 15%-20%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News