kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bank Digital Berlomba Optimalkan Ekosistem, Begini Rekomendasi Analis


Senin, 29 Juli 2024 / 18:22 WIB
Bank Digital Berlomba Optimalkan Ekosistem, Begini Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Kinerja Bank Digital: Nasabah di Kantor Cabang Bank Jago, Jakarta, Senin (25/3/2024). KONTAN/Baihaki/25/3/2024


Reporter: Ahmad Febrian, Nurtiandriyani Simamora | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bank digital merilis laporan keuangan semester I-2024. Seperti PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR), PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) dan terbaru ada PT Bank Jago Tbk (ARTO).

Dari ketiga bank digital tersebut, pertumbuhan laba bersih  Bank Raya paling tinggi, yakni mencapai 115,90% secara tahunan (yoy) pada semester I-2024, mencapai Rp 20,02 miliar. Bank Jago menyusul dengan pertumbuhan laba bersih 23,32% yoy mencapai Rp 49,97 miliar pada semester I-2024. Sementara laba bersih Bank Amar tumbuh 15% yoy mencapai 97,79 miliar.

Perlu diketahui bank digital dikenal paling getol memberikan bunga simpanan tinggi. Ini untuk membalikkan biaya dana dan mencatatkan pendapatan bunga, bank digital juga harus memberikan bunga kredit yang tinggi pula.

Dari sisi net interest margin (NII), Bank Jago masih yang terbesar, yakni mencapai Rp 709,07 miliar. Jumlah ini menurun 14,94% yoy pada Semester I-2024. Pertumbuhan kredit Bank Jago juga yang tertinggi, yakni naik 40,16% yoy mencapai Rp 15,67 triliun disSemester I-2024. Hal ini mengingat Bank Jago memiliki ekosistem  kuat.

“Bank Jago menjaga pertumbuhan bisnis positif sambil  mempertahankan kualitas yang baik. Ini semakin memperkuat keyakinan kami bahwa inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital merupakan model bisnis yang tepat untuk Bank Jago,” ujar Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung.

Di sisi pencadangan, hanya Bank Jago yang mencatatkan penurunan nilai pencadangan pada semester I-2024, yakni menyusut 48,80% yoy menjadi Rp 167,16 miliar. Dibandingkan Bank Amar dan Bank Raya yang masing-masing menaikan pencadangan sebesar 15,83% dan 60%.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, M. Nafan Aji Gusta mengatakan, meski tidak terlalu likuid jika dibandingkan Bank KBMI 4, namun bank digital masih punya peluang untuk terus bertumbuh dan meningkatkan kinerjanya. “Non KBMI 4 seperti bank digital lebih menitik beratkan pada prospek kebijakan pelonggaran moneter oleh Bank Indoensia pada awal kuartal IV 2024, sehingga ini akan memperkuat likuiditas perbankan nasional, termasuk bank digital berupaya menunjukkan performa likuiditasnya,” ungkap Nafan kepada Kontan.co.id, pekan lalu. 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, dukungan dari ekosistem bank digital akan memengaruhi kinerjanya. Jika ekosistem kuat dan terus berkolaborasi hingga dapat memberikan multiplier effect, hal ini akan menjadi dorongan positive bagi perusahaan tersebut "Kuncinya adalah membangun ekosistem yang mampu memberikan nilai manfaat bagi industri yang ada saat ini. Untuk menjadi perhatian, kami cenderung masih menyukai ARTO," ungkap Nico.

Bank Jago memang  menarik perhatian analis, karena mengintegrasikan diri dengan ekosistem PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), terutama GOTO Finansial (GTF). Kolaborasi yang intens berdampak pada pertumbuhan kredit dan pengumpulan dana murah. 

Analis memperkirakan, tingkat pertumbuhan laba Bank Jago pada separuh kedua bakal jauh lebih kuat, dibandingkan separuh pertama tahun 2024. Hal ini ditopang atas ekspektasi kenaikan margin bunga bersih (NIM) dan biaya kredit (CoC) yang semakin rendah berkat kolaborasi ekosistem. Penopang lainnya adalah kualitas aset dan pertumbuhan kredit yang seimbang dengan kenaikan nilai simpanan.  

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Naura Reyhan Muchlis dan Victor Stefano mengatakan, ARTO masih berhasil menjaga biaya kredit tetap stabil sekitar 1,7% pada kuartal II-2024, dibandingkan kuartal I-2024 sekitar 1,5%. Bahkan, biaya kredit berhasil ditekan dari 5% pada semester I-2023 menjadi 1,6% pada semester I-2024.

Selain faktor ini, dia mengatakan, ARTO  berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit yang pesat mencapai 40% menjadi Rp 15,7 triliun pada semester I-2024. Angka tersebut lebih tinggi, dibandingkan perkiraan semula dengan pertumbuhan mencapai 30%. 

Baca Juga: Bank Raya Catat Kinerja Positif, Perkuat Fundamental Tumbuh Tangguh Berkelanjutan 

Menurut dia, pertumbuhan tersebut tergolong kuat di tengah upaya manajemen untuk meningkatkan kualitas kredit yang biasanya berimbas terhadap perlambatan tingkat pertumbuhan kredit. BRI Danareksa mencatat pesatnya pertumbuhan kredit didukung ekosistem GOTO.

Berdasarkan data kinerja, perseroan telah menggelontorkan pinjaman ke GoTo Financial senilai Rp 3,1 triliun hingga Desember 2023, dibandingkan tahun 2017 hanya mencapai Rp 1,7 triliun. Perseroan ini juga bersedia untuk meningkatkan buy now pay later (BNPL) menjadi 60%, dibandingkan posisi saat ini sekitar 40%.

Berbagai faktor tersebut mendorong BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham ARTO dengan target harga Rp 3.800. Target harga tersebut juga mempertimbangkan proyeksi  kenaikan laba bersih ARTO menjadi Rp 125 miliar tahun ini, dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 72 miliar.

Sementara itu, Direktur  Reliance Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, penguatan saham-saham bank digital dalam sebulan terakhir ditopang membaiknya kinerja keuangan dan operasional.  “Secara umum, bank-bank digital sudah mulai diterima oleh masyarakat dan memberikan pelayanan yang mungkin bisa saja sudah baik dan setara dengan bank-bank konvensional, sehingga berimbas pada kinerja operasional dan keuangannya,” katanya. 
 
Terkait prospek saham ke depan, dia mengatakan, pelaku pasar akan memanfaatkan sentiment dan dinamika yang ada. Tentunya faktor fundamental akan menjadi perhatian pelaku pasar dalam memilih mana saham-saham bank digital yang dapat diinvestasikan maupun ditransaksikan.
 
Ke depan, Reza mengungkapkan, potensi pengembangan saham-saham bank digital masih terbuka luas dengan potensi calon nasabah yang tersebar di seluruh Indonesia.  Sedangkan saham pilihan bank digital teratas berdasarkan fundamental antara lain ARTO, AMAR, BBHI, AGRO, BANK dan BBYB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×