Reporter: Surtan PH Siahaan | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Emiten perbankan harus bekerja keras tahun ini. Sebab, bila kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terwujud, dampaknya akan negatif bagi perbankan.
Hasil penelitian Bank Indonesia (BI) menunjukkan, kenaikan harga BBM bisa membuat rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) meningkat dan menurunkan penyaluran kredit. BI memperkirakan, NPL bank akan naik dari perkiraan awal di 1,5%-2% menjadi 1,6%-2,1%.Selanjutnya, laju kucuran kredit perbankan melambat, dari 22,5%-24,3% ke 21,7%-23,6%.
Kepala Riset AAA Sekuritas, Indrajatri, mengamini, kenaikan harga BBM memang bisa menaikkan NPL. Maklum, kenaikan harga BBM bersubidisi akan memicu inflasi sehingga suku bunga perbankan ikut naik. Padahal, debitur mungkin juga sedang menghadapi masalah kenaikan harga BBM subsidi. Kondisi ini bisa menurunkan kemampuan debitur membayar cicilan.
Indrajati menilai, semua bank tanpa terkecuali akan terkena dampak. Terutama, bank dengan komposisi kredit konsumer cukup besar. Dia mencontohkan, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Tahun lalu, kredit konsumer BCA naik 37,1% menjadi Rp 68,9 triliun. Katalis pertumbuhan kredit ini dari kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).
Jika kenaikan BBM bersubsidi juga berlaku bagi kendaraan roda dua, bank dengan komposisi kredit UMKM, seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga harus waspada. Biaya hidup tinggi bisa membuat pelaku bisnis terkena masalah keuangan.
"Kenaikan BBM otomatis membuat pengusaha kesulitan membayar kredit karena cash flow semakin berat," kata analis Ciptadana Securities, Syaiful
Adrian. Dia juga menilai, bank yang mengandalkan kredit otomotif seperti PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) akan terimbas. Pertumbuhan kredit otomotif bisa turun karena konsumen kian sulit membeli BBM.
Tapi, analis Mandiri Sekuritas, Tjandra Lienandjadja masih yakin, kredit bank tetap akan tumbuh rata-rata 23,5% di 2013. Begitu juga NPL masih terjaga di 2%. Kenaikan BBM, menurut dia, hanya berpengaruh jangka pendek dan tidak jangka panjang.
Syaiful menghitung, efek kenaikan harga BBM akan berlangsung tiga hingga lima bulan. Menurut dia, bank-bank besar seperti BBCA, PT Bank Nasional Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), lebih punya daya tahan. Sebab, bank besar memiliki bisnis beragam. "Kredit bank besar juga lebih luas sehingga tidak terlalu terpukul," ujar dia. Toh, para analis melihat, prospek perbankan masih cerah jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News