Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) sebagai bank yang mengedepankan prinsip fintech masih berfokus untuk mengembangkan produk digital sebagai modal utama menghadapi 2020.
Bank yang baru saja melakukan initial public offering (IPO) pada 9 Januari 2020 silam ini, berhasil mengantongi dana segar mencapai Rp 209 miliar. Pada IPO tersebut, AMAR melepas sebanyak 1,2 miliar saham dengan nominal Rp 100 per saham. Saham tersebut ditawarkan kepada masyarakat dengan harga Rp 174.
Ketika disinggung mengenai penggunaan dana yang diperoleh dari penawaran tersebut, Direktur Utama Bank Amar Vishal Tulsian tidak bisa merinci jumlah serta alokasinya.
Baca Juga: Pasca IPO, Bank Amar siap bersaing melalui berbagai produk digital
Ia menjelaskan AMAR mempunyai konsep yang berbeda mengenai capital expenditure karena capex AMAR tidak bisa diukur atau disiapkan layaknya perusahaan konvensional lainnya.
“Kalau perusahaan konvensional kan bisa membuat rencana capex dalam setahun, kalau kami tidak. Karena dengan menitikberatkan pada teknologi, kami harus sangat dinamis dan harus menyesuaikan dengan ekspektasi pelanggan yang terus berubah-ubah,” ujar Vishal kepada Kontan.co.id, Jumat (7/2).
Dengan demikian, alih-alih membuat rencana untuk kuartal III dan IV, AMAR lebih fokus pada kuartal I. Sementara untuk tahun ini, fokus AMAR adalah peluncuran produk digital baru sehingga dananya akan digunakan untuk pengembangan dan penyempurnaan produk tersebut.
Beberapa produk yang sudah soft launching saat ini adalah Tunaiku Invest Max, Tunaiku Invest Flex, dan Tunaiku for Business.
“Jadi dana ini diinvestasikan sebagian besar ke sumber daya manusia, peningkatan kapasitas server, peralatan teknologi. Untuk tahun ini sendiri kami sudah menggunakan machine learning, internet of things (IoT), dan artificial intelligence (AI). Ini semua tidak serta merta bisa dihitung di awal,” tambah Vishal.