Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rencana Grup Bakrie membayar tagihan repurchase agreement (repo) saham dengan surat utang berjenis medium structured notes (MSN) jalan terus. Sampai-sampai Grup Bakrie akan membuat sebuah perusahaan khusus, semacam special purpose vehicle (SPV), untuk mengurusi penerbitan MSN itu.
Kemungkinan akhir Januari ini SPV itu sudah terbentuk. "Pemegang saham SPV itu kemungkinan besar PT Bakrie Capital Indonesia," ungkap Presiden Direktur PT Asia Kapitalindo Securities Tbk (AKSI) Wim Alfatih, kemarin (12/1).
AKSI merupakan salah satu perusahaan sekuritas yang tersangkut kasus repo saham milik Grup Bakrie. Perusahaan sekuritas ini memegang repo atas saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dari PT Bakrie Capital senilai Rp 25 miliar.
Asia Kapitalindo Securities sendiri menerima tawaran Grup Bakrie untuk mengubah repo saham menjadi MSN. "Kini kami sedang dalam proses mengubah repo itu," kata Wim.
Manajemen Asia Kapitalindo masih terus membicarakan soal perubahan ini dengan pihak Bakrie. Salah satunya soal ketentuan jangka waktu dan bunga MSN. Grup Bakrie menawarkan jangka waktu MSN beragam, ada yang dua tahun dan ada yang tiga tahun. Adapun suku bunganya kurang lebih 18% per tahun.
Menurut Wim, rencananya Asia Kapitalindo akan mengalihkan sepertiga dari tagihan repo ke MSN yang memiliki jatuh tempo dua tahun. Selebihnya, akan mereka tempatkan pada MSN yang berdurasi tiga tahun.
Selanjutnya, karena telah mendapat penggantian berupa skema MSN, Asia Kapitalindo akan menyerahkan saham yang menjadi jaminan repo kepada wali amanat.
PNM ogah restrukturisasi
Berdasarkan pembicaraan dengan manajemen Grup Bakrie, Wim mengatakan, PT Bank CIMB Niaga Tbk diusulkan menjadi wali amanat.
Kalau Asia Kapitalindo Securities menerima tawaran MSN Grup Bakrie, lain ceritanya dengan PT PNM Investment. Manajemen PNM Investment ogah memperpanjang penyelesaian tagihan repo dengan Grup Bakrie.
Unit bisnis milik PT Permodalan Nasional Madani (PNM) itu tetap menginginkan Grup Bakrie menyelesaikan kewajibannya dalam bentuk tunai.
PNM Investment tersangkut dalam repo saham grup Bakrie senilai Rp 1,4 triliun. Dari jumlah itu, Rp 231 miliar diantaranya repo dari BNBR. Sisanya sekitar Rp 1,16 triliun repo dari Bakrie Capital Indonesia.
Direktur Utama PNM Parman Nataatmadja mengaku sampai saat ini belum mendapat tawaran dari Grup Bakrie untuk menyelesaikan repo yang masih tersisa sebesar Rp 1,2 triliun melalui mekanisme MSN. "Tapi kami berharap tunai," paparnya.
Kata Parman, sampai akhir Desember 2008 lalu, Grup Bakrie sudah membayar kewajiban repo ke PNM Investment senilai Rp 200 miliar.
Menurut Parman, Grup Bakrie menjanjikan akan kembali membayar utang reponya senilai Rp 100 miliar pada tanggal 15 Januari 2009 mendatang. Sebagai catatan, khusus untuk tahun ini, PNM Investment memiliki tagihan repo kepada Grup Bakrie senilai Rp 600 miliar.
Direktur PT Bakrie & Broters Tbk (BNBR) Dileep Srivastava menolak memberi tanggapan soal penerbitan MSN Grup Bakrie ini. Alasannya, itu bukan repo yang dilakukan BNBR maupun BUMI. "Jadi saya tidak punya kaitan untuk menjawab pertanyaan itu," elak Dileep.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News