kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Bakal Stock Split, Saham Dian Swastatika (DSSA) Masih Bisa Jadi Top Gainers


Selasa, 21 Mei 2024 / 19:35 WIB
Bakal Stock Split, Saham Dian Swastatika (DSSA) Masih Bisa Jadi Top Gainers
ILUSTRASI. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) masih menjadi buruan investor, meski secara angka jadi saham termahal di BEI. Foto: Dok. Dian Swastatika Sentosa


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) masih menjadi buruan investor, meski secara angka jadi saham termahal di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada perdagangan Selasa (21/5), harga DSSA melejit 26.100 poin atau terbang 20% ke level Rp 156.600 per saham.

Lonjakan itu membawa DSSA ke daftar teratas saham top gainers sekaligus leader di deretan saham penggerak indeks secara harian. 

Dengan akumulasi penguatan 95,75%, secara year to date DSSA ada di peringkat keempat sebagai saham penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

Sadar bahwa harga saham sudah mahal atau sulit terjangkau investor, manajemen DSSA pun mengambil aksi korporasi untuk memecah nilai nominal saham alias stock split. DSSA berencana melakukan stock split dengan rasio 1:10.

DSSA akan meminta persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) atas aksi korporasi ini pada 25 Juni 2024. 

Baca Juga: Jadi Saham Paling Mahal di BEI, Dian Swastatika (DSSA) Bakal Stock Split

Sekretaris Perusahaan Dian Swastatika Sentosa, Susan Chandra mengungkapkan posisi harga DSSA yang sudah di atas Rp 100.000 per saham menjadi perhatian manajemen.

Level harga tersebut menyebabkan nilai pembelian untuk satu lot saham DSSA hanya dapat terjangkau bagi sebagian kecil investor, sehingga perdagangan sahamnya menjadi tidak likuid. Oleh sebab itu, DSSA pun berencana menggelar stock split.

"Kami optimis bahwa dengan kinerja operasional dan keuangan Perseroan yang baik serta harga saham yang terjangkau akan meningkatkan minat investor untuk membeli saham Perseroan," ungkap Susan secara tertulis kepada Kontan.co.id, Senin (20/5).

Sebagai pilar grup konglomerasi Sinar Mas di bidang energi dan infrastruktur, DSSA menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga performa bisnisnya. Susan membeberkan rencana bisnis DSSA pada masing-masing segmen usahanya.

Di bisnis pertambangan dan perdagangan batubara, melalui entitas anaknya, DSSA akan lebih responsif dalam memitigasi faktor cuaca dan selektif dalam melakukan belanja modal. Sehingga diharapkan bisa meningkatkan efisensi produksi untuk menekan biaya dan meningkatkan profitabilitas.

"Kami juga akan konsisten dalam mengembangkan infrastruktur yang mendukung strategi pemasaran batubara, memanfaatkan energi ramah lingkungan, mengembangkan digitalisasi operasional, dan sigap terhadap situasi global," ungkap Susan.

Sekadar mengingatkan, DSSA merupakan pengendali dari emiten batubara PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS). Selain dari GEMS, bisnis batubara DSSA juga dijalankan oleh PT Bumi Kencana Eka Sejahtera (Grup BKES).

Baca Juga: Saham Termahal di BEI Milik Grup Sinar Mas Dian Swastatika (DSSA) Akan Stock Split

Berkaca dari kinerja tahun 2023, bisnis pertambangan dan perdagangan batubara masih menjadi kontributor terbesar dengan porsi 93,2% terhadap pendapatan DSSA. Pendapatan lainnya berasal dari perdagangan pupuk dan bahan kimia (4,2%), multimedia (1,8%), penyediaan tenaga listrik dan uap (0,8%) dan dari bisnis lainnya.

Susan menerangkan, DSSA berupaya meningkatkan pendapatan dari setiap segmen bisnis lainnya. Pertama, dari bisnis energi baru dan terbarukan (EBT), DSSA melalui entitas anak telah mulai menjajaki peluang untuk bertransisi dan masuk ke dalam lini bisnis energi surya dan tenaga panas bumi.

Kedua, bisnis teknologi. DSSA akan mengoptimalkan peluang yang ada dengan terus memperluas prasarana infrastruktur teknologi yang terintegrasi serta melakukan penawaran ragam produk yang sesuai kebutuhan pasar dengan harga kompetitif.

"Perseroan melalui entitas anak juga telah mulai menjelajahi bisnis layanan klinik & apotik berbasis teknologi dan bisnis pusat data serta melakukan investasi portofolio pada beberapa perusahaan teknologi untuk memperluas ekosistem digital dan sinergi bisnis," terang Susan.

Ketiga, bisnis perdagangan pupuk dan bahan kimia. DSSA melalui entitas anak melakukan reorganisasi dan transformasi cabang dari yang berorientasi pada operasi menjadi berorientasi pada laba, serta mengembangkan rantai pasokan. 

"Perseroan mentargetkan masing-masing lini usaha tetap dapat mempertahankan pertumbuhan usahanya," tegas Susan.

Guna memuluskan rencana bisnisnya tersebut, pada tahun ini DSSA menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar US$ 350 juta. Jika dikonversi dengan asumsi kurs Rp 15.990 per dolar Amerika Serikat, capex DSSA tersebut setara dengan Rp 5,59 triliun.

Capex itu rencananya akan dialokasikan terutama untuk mengembangkan infrastruktur multimedia. 

"Untuk realisasi belanja modal hingga kuartal I-2024 belum dapat Perseroan informasikan, mempertimbangkan karena laporan keuangan konsolidasian per 31 Maret 2024 saat ini masih dalam proses audit," tandas Susan.

Baca Juga: Tahun Ini DSSA Mulai Ekspansi di Empat Pilar Bisnis

Sebagai informasi, DSSA meraup pendapatan usaha sebesar US$ 5,01 miliar pada tahun 2023. Jumlah ini merosot 15,8% dibandingkan pendapatan DSSA tahun 2022 yang kala itu mencapai US$ 5,95 miliar. 

Merosotnya pendapatan DSSA tahun lalu terutama disebabkan penurunan pendapatan dari bisnis batubara. Secara bottom line, DSSA meraih laba bersih senilai US$ 426,17 juta pada tahun 2023 atau anjlok 27,75% dibandingkan keuntungan US$ 589,89 juta pada tahun 2022. 

Rekomendasi Saham

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengamati dengan posisi harga yang sudah tinggi, likuiditas saham DSSA di pasar menjadi sangat kecil. Adapun, kenaikan harga saham DSSA disebabkan kondisi demand yang masih lebih tinggi dibandingkan tekanan jual.

Sukarno menduga ketertarikan investor terhadap saham DSSA karena mempertimbangkan posisi strategisnya di dalam konglomerasi grup Sinar Mas. Selain itu, DSSA juga terbilang rajin menggelar transaksi afiliasi dengan sesama emiten di grup Sinar Mas.

Sejumlah aksi tersebut, ditambah dengan penerbitan obligasi dan sukuk, memberikan sinyal DSSA punya prospek pengembangan usaha. "Bisa jadi salah satu alasan investor tetap hold dan buy (saham DSSA) karena ekspansi yang dilakukannya," kata Sukarno kepada Kontan.co.id Selasa (21/5).

Sukarno melihat, rencana stock split memberikan sentimen positif terhadap saham DSSA. 

Baca Juga: Intip Sederet Rencana Ekspansi Dian Swastatika Sentosa (DSSA) pada Tahun Ini

"Paling tidak ini bisa meningkatkan likuiditas di pasar dibandingkan harga sekarang," imbuh Sukarno.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana turut memandang bahwa aksi stock split bakal membawa sentimen positif bagi DSSA. Sebelumnya, Herditya melihat volume transaksi saham DSSA tidak begitu besar dibandingkan dengan volume di awal tahun 2024.

Secara teknikal, pergerakan DSSA cenderung sideways. Terutama tampak dari perdagangan pekan lalu dimana harga DSSA stagnan parkir di level Rp 128.000. Meski begitu, saham DSSA masih layak dipertimbangkan untuk trading buy.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo menilai saham DSSA masih layak koleksi, dengan rekomendasi buy mempertimbangkan support di Rp 105.000 dan resistance pada level Rp 163.000. 
Sedangkan Sukarno menyarankan trading buy dengan support Rp 147.700 dan target harga di Rp 163.000 - Rp 170.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×