Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen lembaran baja terkemuka akan melantai di bursa yakni PT Gunung Raja Paksi Tbk. Hari ini Raja Paksi sudah mengumumkan bakal menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,24 miliar saham dengan nilai nominal Rp 500 per sahamnya pada pertengahan September mendatang.
Bersamaan dengan penawaran perdana saham atau Initial Public Offering (IPO), Raja Paksi akan menerbitkan saham baru dalam rangka pelaksanaan Obligasi Wajib Konversi (OWK) yang akan jatuh tempo pada 30 September 2019 mendatang.
Melansir dari prospektus Raja Paksi yang dirilis pada Rabu (29/8) PT Gunung Garuda yang juga di bawah Gunung Steel Group memiliki tagihan kepada Raja Paksi atas sisa kewajiban yang belum dilunasi dengan jumlah Rp 1,41 triliun.
Pada aksi korporasinya ini, Raja Paksi juga bakal menerbitkan OWK kepada PT Gunung Garuda sesuai jumlah pinjaman yang diterima.
Baca Juga: Gunung Raja Paksi Berencana IPO di September 2019
Oleh karena itu Raja Paksi akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,68 miliar saham konversi OWK atau setara dengan Rp 1,41 triliun.
Dengan dilaksanakannya konversi OWK bersamaan dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan dalam IPO nanti, persentase kepemilikan saham publik Raja Paksi sebesar 10,21% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh.
Perusahaan yang bergerak di industri baja ini menggandeng Kresna Sekuritas dan UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Rencana penggunaan dana hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan 99,52% untuk melunasi utang pembelian aset tetap dan biaya operasinya. Adapun sisanya sebesar 0,48% digunakan untuk modal kerja.
Sebagai tambahan informasi, Gunung Raja Paksi adalah perusahaan yang bergerak dalam industri besi dan baja dasar terintegrasi yang memproduksi upstream product seperti baja gulungan, canai panas, dan lainya. Serta downstream product seperti pipa, baja gulungan dan lainnya dengan total produk lebih dari 30 jenis.
Kapasitas produksi gabungan mencapai 2,8 juta ton per tahun dihasilkan dari produk lembaran baja panas dalam skala luas.
Baca Juga: Setelah maju mundur, Gunung Raja Paksi akan melantai di bursa September ini
Selain di produksi baja, Gunung Raja Paksi juga masuk dalam perdagangan bijih logam dan barang logam untuk konstruksi. Dalam kegiatan usahanya ini, Raja Paksi juga memiliki bisnis pendukung yakni industri semen, beton siap pakai, konstruksi berat siap pasang dari baja, pergudangan, hingga real estate yang dimiliki sendiri atau disewa.
Sebelum memilih berinvestasi di saham ini investor tentunya perlu memperhatikan sejumlah risiko bisnis Gunung Raja Paksi. Pertama yang harus diperhatikan risiko ketersediaan pasokan bahan baku antara lain scrap baja, produk setengah jadi, seperti slab baja, bilet baja, gas alam dan listrik.
Selain itu, ketersediaan bahan baku dan sumber daya energi, harga bahan baku, dan sumber daya energi cenderung bersifat tidak stabil akibat keterikatan pasokan dan tingkat permintaan dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, dan berpotensi dapat berubah nantinya.
Melansir laporan keuangannya per Maret 2019 Raja Paksi membukukan penjualan neto yang menurun 15,18% year on year (yoy) menjadi US$ 212,13 juta dari sebelumnya US$ 250,10 juta. Penurunan penjualan ini disebabkan melemahnya permintaan pasar yang menyebabkan penurunan volume penjualan dan penurunan harga jual.
Tentunya hal ini berdampak pada perolehan laba sebelum pajak atau EBITDA yang dicatatkan turun sampai 161% yoy dari sebelumnya US$ 34,79 juta pada Maret 2018 menjadi US$ 13,03 juta.
Jumlah aset Raja Paksi pada 31 Maret 2019 dibandingkan dengan 31 Desember 2018 juga turun 5,24% menjadi US$ 1,086 miliar. Begitu juga dengan total liabilitas dan ekuitasnya US$ 1,086 miliar.
Baca Juga: Emisi kecil mendominasi IPO 2019, BEI: Ini tren menarik
Serangkaian agendanya sebelum IPO adalah sebagai berikut. Pertama, perkiraan masa penawaran awal akan dilaksanakan pada 3-5 September 2019, kemudian perkiraan tanggal efektif akan terlaksana pada 10 September 2019.
Dilanjutkan perkiraan masa penawaran umum pada 12-13 September 2019. Lalu tanggal penjatahan akan dilaksanakan pada 17 September 2019, esoknya pada 18 September akan dilaksanakan pengembalian uang pemesanan dan distribusi saham secara elektronik. Kalau tidak ada aral melintang, perkiraan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 19 September 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News