Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP (Persero) Tbk (PTPP) akan melepas anak usahanya di akhir tahun 2024.Perusahaan pelat merah ini bakal melakukan divestasi aset sebesar Rp 1 triliun.
Menanggapi rencana tersebut, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas mengatakan, divestasi memang menjadi opsi yang menarik untuk mendapatkan dana segar dengan cepat untuk mengurangi beban utang.
Untuk saat ini, kinerja saham PTPP sendiri masih negatif sejak awal tahun, yaitu turun 15,56% secara year to date (YTD).
“Sedangkan, kinerja fundamental per kuartal III 2024, baik dari sisi pendapatan dan laba bersih tercatat tumbuh secara YoY,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (3/12).
Baca Juga: PTPP Bakal Divestasi Anak Usaha di Akhir Desember 2024
Melansir laporan keuangan per kuartal III 2024, PTPP mengantongi laba bersih Rp 267,28 miliar, naik 11,48% secara tahunan alias year on year (YoY). Pendapatan PTPP sebesar Rp 14 triliun di akhir September 2024, naik 14,54% YoY.
Menurut Sukarno, prospek kinerja PTPP di akhir 2024 masih bisa melanjutkan tren kenaikan atau minimal tetap membukukan laba bersih yang positif.
Sementara, prospek di tahun 2025 akan sangat tergantung oleh beberapa faktor. Salah satunya, dari raihan perolehan kontrak baru nanti dan kemampuan penyelesaian proyek.
“Jika kedua hal itu bisa dicapai secara maksimal dan ditambah adanya perolehan kontrak baru, maka kinerja PTPP di tahun depan bisa positif,” ungkapnya.
Sementara, dana hasil divestasi dapat digunakan untuk membiayai proyek baru, membayar utang, atau membagikan dividen kepada pemegang saham.
Sentimen positif di tahun 2025 adalah kemampuan PTPP untuk fokus pada proyek infrastruktur strategis, keberhasilan dalam mengelola proyek, peningkatan efisiensi, dan dukungan pemerintah.
“Sentimen negatifnya adalah perlambatan ekonomi, persaingan yang ketat, risiko proyek yang tidak terkendali, dan perubahan kebijakan pemerintah,” paparnya.
Baca Juga: PTPP Mengupayakan Kemantapan Pengguna Jalan Tol Jelang Libur Natal dan Tahun Baru
Sukarno merekomendasikan wait and see untuk PTPP saat ini melihat tren harga saham yang belum menunjukkan untuk kembali pada tren kenaikan dalam waktu dekat.
“Investor bisa juga hold untuk PTPP dengan rentang pergerakan harga saham di area support Rp 360 per saham dan resistance Rp 400 per saham,” katanya.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta Utama melihat, aksi divestasi tersebut merupakan upaya PTPP dalam memperkuat kinerja dan arus kas perseroan.
“Aksi divestasi aset PTPP bisa menjadi sentimen positif ke kinerja PTPP. Karena, sentimen arus kas negatif masih menjadi isu negatif untuk kinerja emiten BUMN Karya,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (3/12).
Selain itu, divestasi aset PTPP juga bisa untuk melakukan ekspansi bisnis. Jika divestasi berhasil, PTPP bisa juga menggunakan dana untuk mengembangkan infrastruktur proyek strategis nasional (PSN).
“Ini bisa memberikan manfaat untuk meningkatkan kinerja PTPP dalam jangka panjang, karena juga berkaitan dengan pencatatan raihan nilai kontrak baru,” ungkapnya.
Terkait sektor anak usaha yang didivestasikan, PTPP akan mendapatkan manfaat yang lebih besar jika yang dilepas adalah anak usaha yang bergerak di sektor telekomunikasi.
“Sebab, fokus bisnis perseroan ada di bidang infrastruktur,” paparnya.
Nafan pun merekomendasikan accumulate buy untuk PTPP dengan target harga Rp 620 per saham.
Sebagai informasi, PTPP berencana bakal melakukan divestasi aset sebesar Rp 1 triliun di tahun 2024. Secara rinci, 55% merupakan aset holding dan 45% aset anak perusahaan.
Untuk sektor yang akan didivestasikan, sebesar 63% berasal dari sektor infrastruktur dan 37% dari sektor plant and equipment.
Beberapa aset yang akan didivestasikan adalah PT Ultra Mandiri Telekomunikasi sebesar 100% dari kepemilikan saham PTPP, PT PP Infrastruktur sebesar 48% dari kepemilikan, PT Celebes Railway Indonesia 47,81% dari kepemilikan, dan PT PP Semarang Demak 24,1% dari kepemilikan.
Dengan rencana divestasi aset di tahun ini, manajemen PTPP berharap dapat menurunkan tingkat leverage perusahaan yang masih cukup tinggi.
Per kuartal III 2024, jumlah liabilitas perseroan sebesar Rp 42,7 triliun di akhir September 2024, turun dari Rp 41,38 triliun di akhir Desember 2023. Secara rinci, jumlah liabilitas jangka pendek sebesar Rp 25,15 triliun dan jumlah liabilitas jangka panjang Rp 17,55 triliun.
Sekretaris Perusahaan PTPP, Joko Raharjo mengatakan, target divestasi PTPP tahun ini masih didominasi dari beberapa aset dalam bidang infrastruktur yang telah terealisasi di pekan ini senilai Rp 84 miliar.
Saat ini, PTPP telah melakukan Conditional Sale and Purchase Agreement (CSPA) di salah satu entitas group perusahaan. Sayangnya, Joko belum bisa menyampaikan secara spesifik entitas anak usaha mana yang akan dilepas di bulan ini.
“Nilainya juga akan bisa kami sampaikan pada saat settlement (SPA),” ujarnya kepada Kontan, Jumat (29/11).
Kemudian, rencana divestasi di tahun 2025 akan terdiri dari beberapa aset carry over dari proses divestasi yang sudah berjalan sejak tahun 2024.
Selanjutnya: BEI Buka Suspensi Saham Pudjiadi & Sons (PNSE) Mulai Sesi Pertama Hari Ini (4/12)
Menarik Dibaca: Robert Kiyosaki Ramal, Harga Bitcoin Bisa Terbang ke Posisi Ini Tahun Depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News