kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bahana TCW pangkas porsi saham perbankan


Kamis, 23 Juni 2016 / 20:58 WIB
Bahana TCW pangkas porsi saham perbankan


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur BI pada 15 Juni 2016 - 16 Juni 2016 memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 25 bps dari posisi semula 6,75%. Ini merupakan keempat kalinya BI rate dipangkas sepanjang tahun 2016.

BI juga bakal merelaksasi ketentuan Loan to Value Ratio (LTV) dan Financing to Value Ratio (FTV) bagi kredit atau pembiayaan properti. Bagaimana strategi manajer investasi dalam meracik produk reksadana saham mereka pasca ketentuan ini?

Direktur Riset Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) Soni Wibowo menuturkan, untuk produk reksadana saham, perusahaan telah memangkas porsi efek saham perbankan sebesar 10%.

Sejak awal tahun 2016, industri perbankan memang cukup terjungkal oleh kebijakan pembatasan nett interest margin (NIM) oleh regulator. Mayoritas aset masih diparkir pada saham sektor infrastruktur dan konsumer. Sebab, saham infrastruktur tengah naik daun seiring program pembangunan infrastruktur Presiden Joko Widodo hingga setidaknya dalam kurun beberapa tahun mendatang.

Sektor konsumer juga ditilik bakal menghijau seiring pemulihan daya beli masyarakat.

"Strategi masih sama, fokus ke pasar domestik non perbankan," imbuhnya. Porsi efek saham juga dijaga pada level 90% - 95%.

Soni berujar, Bahana TCW belum mengerek porsi saham properti pasca pelonggaran kebijakan LTV pekan lalu. Alasannya, ia masih ingin memantau efek peraturan tersebut yang niscaya bakal terasa dalam enam bulan mendatang.

Soni meramal, sepanjang tahun 2016, return reksadana saham akan berkisar 10%. Katalis positif bersumber dari berlakunya kebijakan pengampunan pajak alias tax amnesty. Namun, ada tantangan internal dan eksternal yang patut dicermati. Di antaranya rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed, fluktuasi rupiah, serta pelemahan ekonomi global.

Dana Moneter Internasional atawa International Monetary Fund (IMF) telah mengecilkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia 2016 dari semula 3,4% menjadi 3,2%. Serupa, Bank Dunia (World Bank) juga sudah memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi dunia dari posisi 2,9% menjadi 2,4%.

"Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir tahun ini diprediksi 5.300," terkanya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×