Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bahana Sekuritas menyematkan rekomendasi buy untuk PT Bukalapak.com Tbk (BUKA). Ini menyusul kinerja operasional perusahaan yang membaik.
Equity Analyst Bahana Sekuritas Robert Sebastian mengatakan, BUKA saat ini berfokus pada empat pilar utama, yakni O2O Mitra, mobile & console gaming (itemku), O2O ritel, dan layanan keuangan. "O2O Mitra mewakili sekitar 50% dari pendapatan BUKA, dan kami berharap kontribusi terhadap pendapatan akan terus meningkat karena BUKA adalah pemimpin pasar di industri O2O di Indonesia," tulisnya dalam riset, Senin (20/5).
Dia mencermati bahwa reputasi dan pengalaman BUKA dalam bisnis O2O menciptakan hambatan yang tinggi untuk perusahaan lain masuk. Dengan demikian, perusahaan hanya menghadapi sedikit persaingan di industri ini.
Lalu, gaming telah menjadi kontributor yang signifikan terhadap kinerja BUKA dalam 1,5 tahun terakhir, menyumbang sekitar 20% dari keseluruhan pendapatan. Untuk ritel O2O, selain pasar umum, operasi O2O BUKA berfokus pada sisi pasokan, seperti distributor, yang dengannya BUKA menandatangani perjanjian induk.
Baca Juga: Catat Perbaikan Kinerja Operasional, Cek Rekomendasi Saham BUKA
BUKA memiliki beberapa merek/SKU di mana perusahaan memiliki waralaba tunggal di Indonesia, dan BUKA menjualnya tidak hanya di marketplace Bukalapak, tetapi juga di Tiktok Shop, Shopee live, dan lainnya.
"Lalu untuk layanan keuangan adalah tulang punggung, atau fungsi bersama, yang mendukung pembayaran back-end dan layanan keuangan dari tiga segmen lainnya," paparnya.
Tahun ini, manajemen BUKA menargetkan pendapatan sebesar Rp 5,1-5,3 triliun dan EBITDA sebelum pajak tidak kurang dari Rp 200 miliar. Robert menilai target tersebut dapat dicapai melalui pendapatan yang lebih tinggi sebagai hasil dari tingkat pengambilan yang lebih tinggi karena bauran produk, dan inisiatif pada pasokan dan sumber untuk ritel O2O.
Robert memperkirakan BUKA akan membukukan pertumbuhan TPV Mitra sebesar 8% YoY pada tahun 2024 dan pertumbuhan TPV pasar sebesar 1% pada tahun 2024. Ia juga memperkirakan BUKA akan memiliki take rate sebesar 3%, menghasilkan pendapatan 2024 sebesar Rp 5,2 triliun atau tumbuh 16% YoY.
Baca Juga: Kinerja Emiten Teknologi Masih Turun, Simak Rekomendasi Sahamnya
Dengan begitu, diperkirakan kerugian EBIT sebesar Rp 320,5 miliar di 2024. "Secara keseluruhan, kami memperkirakan perusahaan akan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 490,1 miliar pada tahun 2024, yang sebagian besar didukung oleh pendapatan keuangan," paparnya.
Prospek BUKA juga didorong oleh posisi kas yang kuat, sebesar Rp 19,1 triliun, termasuk obligasi pemerintah dan reksadana pada kuartal I 2024. Ia melihat beberapa kemungkinan bagi perusahaan untuk menggunakan kasnya seperti, berinvestasi dalam bisnis yang ada untuk meningkatkan operasinya, memperluas bisnisnya, berinvestasi dalam strategi private label, dan mengejar M&A untuk meningkatkan ekosistemnya.
"Kami juga melihat pembelian kembali saham sebagai salah satu kemungkinan untuk memaksimalkan nilai pemegang saham," sebut dia.
Bahana Sekuritas merekomendasikan buy saham BUKA dengan target Rp 168 per saham. Pada perdagangan Kamis (20/6), harga BUKA ditutup menguat 4,20% ke Rp 124 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News