Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten teknologi tercatat masih mengalami penurunan sejak awal tahun 2024.Lihat saja, kinerja indeks IDX Sector Technology mencatatkan penurunan 30,99% sejak awal tahun alias year to date (ytd).
Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, pergerakan saham-saham tekno di pasar saham Indonesia cenderung variatif, tergantung dari sentiment dan kondisi fundamental masing-masing emiten.
“Jika melihat dari sisi indeks IDX Sector Technology, bisa dikatakan cenderung melemah. Namun, hal tersebut tidak sepenuhnya merefleksikan pergerakan dari masing-masing individual sahamnya,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (19/6).
Sebut saja, PT Era Digital Media Tbk (AWAN), PT Data Sinergitama Jaya Tbk (ELIT), PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) yang masih bergerak positif.
Reza melihat, jika kinerja saham teknologi di bursa Indonesia jauh berbeda dengan saham teknologi di bursa Amerika Serikat (AS). Saham teknologi lebih unggul di bursa AS karena pangsa pasarnya jauh lebih besar dibandingkan perusahaan teknologi di Indonesia.
“Ini kembali lagi ke soal persepsi dan sentimen yang ada. Akan tetapi, bukan berarti emiten teknologi di dalam negeri kinerjanya kurang menarik,” ungkapnya.
Baca Juga: Bursa Asia Naik Oleh Reli Perusahaan Teknologi, Taruhan Penurunan Suku Bunga The FedTak hanya itu, kinerja para emiten di kuartal I 2024 juga tercatat kurang bagus. Misalnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang per kuartal I-2024 membukukan rugi bersih Rp 862 miliar atau susut 78% secara tahunan atau year on year (YoY) dari Rp 3,86 triliun di kuartal I-2023.
Lalu, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) masih mencatatkan rugi bersih Rp 41,96 miliar per kuartal I 2024, meskipun ini turun 95,83% yoy.
Tak bisa dipungkiri, turunnya kinerja saham emiten teknologi secara keseluruhan diakibatkan dampak dari penurunan kinerja GOTO dan BUKA yang berkapitalisasi pasar besar.
“Market cap mereka besar, sehingga ikut menyeret kinerja saham-saham teknologi lainnya,” paparnya.
Untuk prospek kinerja emiten teknologi di tahun 2024, Reza melihat masih akan bergantung pada rencana kerja manajemen para emiten ke depannya.
“Namun, ini tetap kembali lagi ke kinerja dan peningkatan permintaan atas produk-produk mereka sehingga kinerjanya bisa mengalami peningkatan,” tuturnya.
Reza pun merekomendasikan beli untuk MLPT, MTDL, MCAS, dan AWAN dengan target harga masing-masing Rp 1.350 per saham, Rp 645 per saham, Rp 970 per saham, dan Rp 424 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News