kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bagini prospek penerbitan MTN di tengah pandemi Covid-19


Rabu, 27 Mei 2020 / 20:28 WIB
Bagini prospek penerbitan MTN di tengah pandemi Covid-19
ILUSTRASI. penerbitan MTN saat pandemi Covid-19


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi yang tertekan oleh pandemi Covid-19 berdampak pada kemampuan korporasi untuk membayar utang. Mengulik laman PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, beberapa perusahaan mengambil tindakan untuk menunda pembayaran bunga atawa gagal bayar pada surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN).

Salah satunya,  PT Tema Jaya gagal membayar kewajiban bunga MTN yang jatuh tempo pada Selasa (26/5). Di tanggal yang sama, MTN Mulia Citra Lestari I Seri A-E Tahun 2016 ke-15 juga mengumumkan penundaan pembayaran bunga.

Head of Economy Research Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan, minat investor pada MTN akan tetap ada meski terselip aksi gagal bayar ketika pandemi Covid-19. 

Salah satu faktor yang membuat investor melirik MTN adalah tawaran kupon yang cenderung lebih tinggi dari obligasi korporasi dan pemerintah.

Baca Juga: Likuiditas Ketat, Tiphone (TELE) Menghadapi Risiko Pembayaran Obligasi Jatuh Tempo

Hanya saja, dia mengingatkan setiap instrumen investasi memiliki risiko. Pada MTN ada yang memiliki rating (peringkat) dan tidak. 

"Agak tricky karena MTN ada yang tidak mempunyai rating sehingga risiko kredit sulit terukur, tetapi jika MTN memiliki peringkat baik di atas investment grade, saya pikir tawaran tersebut masih menjanjikan," jelas Fikri, Rabu (27/5). 

Oleh karena itu, alangkah baiknya investor lebih memilih MTN yang memiliki rating. Bagaimanapun risiko kredit bisa tergambar dari rating instrumen tersebut sehingga bisa memperlihatkan risiko gagal bayar atau default.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto menambahkan, selain memperhatikan rating, investor dapat juga melihat histori keuangan dari perusahaan yang menerbitkan MTN. 

"Di pasar surat utang track record perusahaan dalam menerbitkan surat utang jadi cerminan ke kemampuan pembayaran bunga," ujar dia.

Beberapa perusahaan tetap memilih MTN sebagai sumber pembiayaan. Berdasarkan KSEI, sepanjang bulan ini terdapat lima MTN yang terbit. Salah satunya, PT Nusantara Indah Cemerlang menerbitkan MTN senilai Rp 400 miliar.

Baca Juga: Berisiko Melanggar Perjanjian Utang, Indika Energy (INDY) Minta Relaksasi ke Kreditur

Secara keseluruhan, Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) mencatat nilai outstanding MTN denominasi rupiah hingga Rabu (27/5) mencapai Rp 60,01 triliun. Jumlah tersebut turun bila dibandingkan nilai di akhir tahun lalu yang sebesar Rp 64,95 triliun dan di periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 72,97 triliun.

Ramdhan memproyeksikan, penerbitan MTN ke depan masih tumbuh. Selama dana kelolaan institusi seperti dana pensiun, asuransi, dan perbankan tumbuh maka penyerapan dan penerbitan MTN akan tumbuh. Di sisi lain perusahaan memilih untuk menerbitkan MTN karena cocok untuk penggunaan pembiayaan jangka pendek hingga menengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×