kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bagaimana nasib IHSG di kuartal II-2020? Begini prediksi analis


Minggu, 29 Maret 2020 / 18:14 WIB
Bagaimana nasib IHSG di kuartal II-2020? Begini prediksi analis
ILUSTRASI. Investor mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia Jakarta.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepekan terakhir Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 10,72%. Penguatan selama sepekan ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan IHSG yang menunjukkan tren menurun sejak awal tahun. Asal tahu saja, IHSG sudah terkoreksi hingga 27,84% secara year to date ke level 4.545,57. 

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan penguatan yang terjadi selama sepekan terakhir tidak akan bertahan lama. Penguatan yang terjadi pekan ini hanya sesaat sebagai respon atas indikasi awal persetujuan Senat Amerika Serikat (AS) meloloskan paket stimulus Covid-19 senilai US$ 2 triliun. 

Stimulus tersebut akan memberikan pinjaman dana darurat kepada usaha kecil, keringanan pajak bisnis, tunjangan pengangguran yang diperluas. Selain itu menghijaunya pasar juga dipicu oleh quantitative easing (QE) yang digelontorkan The Federal Reserve. 

Baca Juga: Menguat akhir pekan lalu, begini prediksi pergerakan IHSG besok

"Tapi setelahnya, pasar akan masuk kondisi real di lapangan yaitu kasus COVID-19 di Amerika saat ini nomor satu di dunia dan jumlahnya terus naik," Kata Hans Kwee ketika dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (28/3). 

Menurutnya, kasus Covid-19 di Amerika yang tinggi menjadi perhatian investor sehingga IHSG masih berpotensi terkoreksi ke depan. 

Walaupun IHSG diproyeksi menunjukkan tren penurunan di kuartal II, meski koreksi IHSG cenderung lebih terbatas. Hal ini didorong sentimen positif dari China yang tadinya mengalami masa kritis akibat COVID-19 sudah berhasil pulih. 

Sementara itu, Italia diprediksi akan melewatinya dalam beberapa minggu ke depan.

Dari dalam negeri, aksi buyback oleh emiten diperkirakan akan lebih efektif. Jika harga saham masih menurun karena kondisi pasar, maka akan lebih banyak emiten yang merealisasikan buyback. 

Meskipun begitu, diakui Hans Kwee sentimen positif dari buyback belum mampu menahan penurunan IHSG. 

Tidak jauh berbeda, Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan melihat di kuartal II-2020, IHSG masih akan terkoreksi. IHSG masih akan lesu karena sentimen pemberat yang utama belum teratasi, yakni penyebaran Covid-19. 

Menurut Alfred, level terendah IHSG sejauh ini masih di 3.900, jika kenaikan kasus Covid-19 bisa ditekan di kuartal II maka level tersebut itu memungkinkan menjadi level bottom.

"Tapi kalau ternyata ada eskalasi seperti di Amerika atau Italia, ya mungkin akan tembus lagi level 3,900 itu," jelas Alfred ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (29/3). 

Pasar masih mempertimbangkan kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi pendemik ini. 

Terkait buyback, Alfred melihat aksi ini sulit untuk mengerek IHSG. Buyback hanya bisa menahan IHSG agar tidak turun terlalu dalam. Menurut Alfred buyback tidak berpengaruh signifikan mengingat pada tahun 2008 ketika kebijakan yang serupa diterapkan realisasinya cukup rendah. 

"Tahun 2008 ketika itu diberlakukan buyback, realisasinya di bawah 5%," imbuhnya. 

Menurut Alfred yang bisa mengangkat IHSG adalah pasar yang percaya diri bahwa penyebaran Covid-19 ini bisa teratasi. Rasa percaya ini bisa didorong dengan angka kematian akibat COVID-19 yang mampu ditekan. 

Baca Juga: IHSG bangkit 8,36% dalam sepekan, bagaimana proyeksi pekan depan?

Menurut Hans Kwee hal yang perlu dilakukan saat ini adalah bisa menanggulangi penyebaran Covid-19. Sehingga nantinya, berbagai sentimen positif terhadap pasar dapat berdampak. 

"Menang dalam (melawan) Covid-19 saja yang pertama setelah itu market akan cepat recovery," imbuh Hans Kwee.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×