Reporter: Recha Dermawan | Editor: Yudho Winarto
Sektor yang masih bergantung pada impor, diantaranya konsumer, farmasi, dan sektor ritel (komponen otomotif dan elektronik). Kenaikan nilai tukar berdampak pada kenaikan beban produksi, sehingga menekan margin.
Emiten yang memiliki global bond juga perlu diperhatikan karena pembayaran kupon/bunga sebagian besar berlandaskan pada dolar AS, dimana selisih kurs tersebut dapat menyusutkan profitabilitas emiten.
Adapun emiten dengan leverage yang tinggi dan sensitif terhadap suku bunga, seperti di sektor konstruksi dan properti juga terkena katalis negatif.
Di sisi lain, emiten yang diuntungkan dari pelemahan nilai tukar rupiah adalah yang berbasis pada ekspor dan mata uang fungsional dalam penyajian laporan keuangan dalam dolar AS.
Contohnya emiten di sektor komoditas dengan pangsa ekspor lebih besar, serta emiten di sektor logistik dan shipping. Melemahnya nilai tukar rupiah membuat hasil ekspor Indonesia lebih menarik dalam perdagangan internasional.
Baca Juga: IHSG Naik 0,52%, Ini Saham Top Gainers & Top Losers Sepekan
Berikut saham dan trading plan yang perlu diperhatikan menggunakan analisis teknikal untuk pekan depan (28 Agustus-1 September 2023):
- (Buy) PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) di area Rp3.220 dengan target harga pada resistance di level Rp3.340 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp3.150.
- (Buy) PT Harum Energy Tbk (HRUM) di area Rp1.600 dengan target harga pada resistance di level Rp1.670 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.550.
- (Buy) PT Ultrajaya Milk Industry Tbk (ULTJ) di area Rp1.845 dengan target harga pada resistance di level Rp1.920 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.790.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News