Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) memasuki babak baru usai beralih model bisnis, dari perusahaan produsen kelapa sawit menjadi perusahaan holding.
Rencana peralihan bisnis itu sudah mendapat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 9 Mei 2025. Pemegang saham atau kuasanya yang menyatakan setuju dengan rencana tersebut sebanyak 1,70 miliar saham, atau setara dengan 99,96% dari total seluruh saham sah yang hadir dalam RUPSLB.
Sampoerna Agro kini menjadi perusahaan holding dengan menambah bidang usaha perusahaan holding berkode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 64200.
Kemudian, SGRO menghapus KBLI 01262 (perkebunan kelapa sawit), KBLI 10431 (industri minyak mentah kelapa sawit atau CPO), KBLI 10432 (industri minyak mentah inti kelapa sawit atau CPKO), dan KBLI 46202 (perdagangan besar buah yang mengandung minyak).
Baca Juga: Tarif Ekspor CPO Naik, Ini Kata Sampoerna Agro (SGRO)
Head of Investor Relations SGRO, Stefanus Darmagiri menyatakan, tujuan dilakukan perubahan kegiatan usaha menjadi perusahaan holding adalah untuk restrukturisasi internal (internal restructuring).
“SGRO akan menjadi pure holding company dan seluruh kegiatan operasional akan dijalankan oleh entitas anak atau cucu perseroan,” katanya kepada Kontan beberapa waktu lalu.
Tiga pertimbangan utama dari aksi ini adalah efisiensi operasional, fleksibilitas dan peluang diverifikasi, serta peluang pertumbuhan lewat alokasi dana dan aset berdasarkan prioritas strategis.
Reorganisasi kegiatan usaha dengan fokus pada bidang investasi penyertaan modal pada entitas anak dan cucu (subsidiaries) itu dilakukan juga dengan tujuan untuk meningkatkan nilai (value) bagi subsidiaries sesuai visi dan misi SGRO.
Aset tetap dan aset perkebunan yang dimiliki induk PT Sampoerna Agro akan dialihkan ke entitas anak usaha yang sepenuhnya dimiliki (wholly owned) SGRO. Sejumlah aset itu termasuk tanah, perkebunan kelapa sawit, pabrik kelapa sawit, dan fasilitas pendukung produksi lainnya.
Ada dua aset utama yang dialihkan, yaitu Kebun Sepucuk seluas 1.216,86 hektare (ha) dan Kebun Gading Jaya seluas 3.283,70 hektar. Keduanya terletak di Sumatra Selatan.
Kebun Sepucuk dialihkan kepada PT Palma Timur Sejahtera dan Kebun Gading Jaya dialihkan kepada PT Gading Jaya Agro. Di wilayah Kebun Gading Jaya juga terdapat Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Selapan Jaya dan PLTBg seluas 132,51 hektare yang juga diserahkan ke Gading Jaya Agro.
Total nilai transaksi tersebut sebesar Rp 428,89 miliar dan dilakukan dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang wajar (arm’s length). Secara konsolidasi, penjualan aset perkebunan di induk SGRO ke entitas anak ini tidak berdampak terhadap arus kas perseroan.
“Saat ini juga tidak terdapat divestasi lain (terkait perubahan model bisnis) yang akan dilakukan perseroan dalam waktu dekat,” paparnya.
Menurut Stefanus, praktik perubahan bisnis dengan pengalihan aset dari induk ke entitas anak ini merupakan hal yang biasa terjadi di industri. Sebab, apabila dikonsolidasikan dengan entitas anak, maka kegiatan usaha perseroan juga tidak mengalami perubahan.
Baca Juga: Saham Sampoerna Agro (SGRO) Meroket Usai Umumkan Dividen, Simak Prospeknya
“Kami akan tetap fokus pada industri agribisnis, dengan produk utama perseroan adalah di minyak kelapa sawit,” katanya.
Perubahan model bisnis ini juga tidak akan berdampak terhadap kinerja grup perseroan secara signifikan. Hanya saja, dengan melakukan pemisahan pengelolaan perkebunan dan pabrik kelapa sawit ke entitas anak, diharapkan setiap unit bisnis dapat lebih fokus pada kegiatan inti mereka.
“Sehingga, dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja secara keseluruhan,” paparnya.
SGRO juga tidak secara khusus menganggarkan dana untuk aksi korporasi ini lantaran perubahan kegiatan usaha merupakan internal restructuring dan aset dialihkan langsung ke anak usaha.
Secara konsolidasi, SGRO menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) di tahun 2025 sekitar Rp 400 miliar – Rp 600 miliar. Sebanyak 44% digunakan untuk kegiatan perkebunan dan sebesar 56% untuk kegiatan non-perkebunan.
“Pada tahun 2024, realisasi belanja modal kami adalah di sekitar Rp 556 miliar,” ungkapnya.
Stefanus menuturkan, proyeksi target pertumbuhan laba dan pendapatan SGRO untuk tahun 2025 sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga jual crude palm oil (CPO) yang bergantung kepada mekanisme pasar serta fluktuatif harga.
Sebagai gambaran, penjualan SGRO tercatat Rp 5,69 triliun di tahun 2024, naik tipis 1,31% secara tahunan alias year on year (yoy) dari Rp 5,62 triliun di tahun 2023. Laba bersih tercatat Rp 748,56 miliar tahun lalu, naik 54,75% yoy dari Rp 483,71 miliar di tahun sebelumnya.
Per 31 Desember 2024, SGRO punya jumlah aset Rp 10,70 triliun. Ini naik dari Rp 10,06 triliun per 31 Desember 2023.
Jumlah liabilitas perseroan sebesar Rp 4,49 triliun di akhir Desember 2024, turun dari Rp 4,55 triliun di akhir Desember 2023. Sementara, jumlah ekuitas tercatat Rp 6,21 triliun sepanjang 2024, naik dari Rp 5,51 triliun di akhir tahun 2023.
SGRO memiliki kas dan setara kas akhir periode sebesar Rp 840,60 miliar di akhir Desember 2024, turun dari Rp 535,96 miliar di periode sama tahun sebelumnya.
Oleh sebab itu, perseroan tetap fokus secara berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit melalui program-program intensifikasi kebun. Seperti, mekanisasi, water management system, perbaikan infrastruktur dan program digitalisasi, untuk dapat meningkatkan kinerja operasional dan keuangan.
Sampoerna Agro pun menargetkan produksi Tandan Buah Segar (TBS) naik 5% pada tahun 2025. Perbaikan produksi TBS ini disebabkan dari berkurangnya dampak El-Nino yang terjadi pada semester kedua tahun 2023.
Melansir RTI, saham SGRO parkir di level Rp 2.360 per saham di akhir perdagangan Rabu (28/5). Saham SGRO naik 2,16% dalam sebulan terakhir dan naik 10,28% sejak awal tahun alias year to date (YTD).
Selanjutnya: Catat! DAMRI Tujuan Bogor, Ada Promo Potongan Tiket Rp 45.000
Menarik Dibaca: 6 Model Desain Minimalis Modern yang Bikin Rumah Terlihat Lebih Hidup
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News