Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Nilai tukar rupiah terus tertekan atas dollar Amerika Serikat (AS). Mengacu data Bloomberg, Senin (24/8) di pasar spot rupiah menyentuh level terendah ke Rp 13.998 per dollar AS atau melemah 0,41% dari sebelumnya Rp 13.941 per dollar AS pukul 10.10 WIB.
Sementara, mengacu kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) rupiah berada di Rp 13.998 per dollar AS melemah 0,74% dari sebelumnya Rp 13.895 per dollar AS.
Tonny Mariano, Research and Analyst PT Esandar Arthamas Berjangka menyatakan, pelemahan rupiah masih dipengaruhi efek devaluasi yuan. Anjloknya bursa Shanghai ikut pula menyeret bursa saham domestik.
Sebetulnya indeks dollar AS melemah dan biasanya hal ini bisa menahan laju pelemahan rupiah. "Tetapi kenyataannya tidak, karena faktor dominan adalah devaluasi mata uang di Asia," tutur Tonny.
Senada, Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual juga menyatakan, mata uang emerging market masih melemah karena sentimen negatif devaluasi yuan. "Hal itu menyebabkan investor khawatir terhadap perlambatan ekonomi global ditambah lagi bursa regional melemah," kata David.
David menambahkan, rupiah masih terbawa arus sentimen negatif dari global, sementara sentimen positif dari dalam negeri masih belum ada.
Senada, Tonny menyebutkan, kisruh kecil di kabinet menyebabkan para pelaku pasar kehilangan kepercayaan terhadap rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
