Reporter: Dwi Nicken Tari | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rupiah diprediksi tidak akan meninggalkan level Rp 13.900 hari ini. Rupiah terus lemah karena kuatnya sentimen buruk faktor eksternal, sementara dari dalam negeri juga tak ada faktor positif.
Di pasar spot, Jumat (21/8) nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) melemah 0,41% dibanding hari sebelumnya menjadi Rp 13.941. Begitu juga di kurs tengah Bank Indonesia, posisi rupiah merosot 0,41% ke Rp 13.895 per dollar AS.
Tonny Mariano, Research and Analyst PT Esandar Arthamas Berjangka menyatakan, pelemahan rupiah masih dipengaruhi efek devaluasi yuan. Anjloknya bursa Shanghai ikut pula menyeret bursa saham domestik.
Sebetulnya indeks dollar AS melemah dan biasanya hal ini bisa menahan laju pelemahan rupiah. "Tetapi kenyataannya tidak, karena faktor dominan adalah devaluasi mata uang di Asia," tutur Tonny.
Senada, Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual juga menyatakan, mata uang emerging market masih melemah karena sentimen negatif devaluasi yuan. "Hal itu menyebabkan investor khawatir terhadap perlambatan ekonomi global ditambah lagi bursa regional melemah," kata David.
David menambahkan, rupiah masih terbawa arus sentimen negatif dari global, sementara sentimen positif dari dalam negeri masih belum ada.
Senada, Tonny menyebutkan, kisruh kecil di kabinet menyebabkan para pelaku pasar kehilangan kepercayaan terhadap rupiah.
Oleh karena itu, Tonny memprediksi hari ini rupiah masih berpotensi melemah tipis di kisaran Rp 13.900 - Rp 13.975.
Sementara David memperkirakan, hari rupiah bisa rebound teknikal karena sudah jatuh terlalu dalam dan akan bergerak di kisaran Rp13.900 - Rp14.000 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
