Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rupiah hanya mampu menguat tipis di tengah tekanan yang melanda dollar AS pada akhir pekan kemarin. Pergerakan rupiah di awal pekan ini diprediksi stabil menanti data pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Di pasar spot, Jumat (3/2), nilai tukar rupiah menguat tipis 0,06% ke level Rp 13.343 dollar ASĀ dibanding sehari sebelumnya. Sementara kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan rupiah menguat 0,08% di Rp 13.362.
Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk, Rully Arya Wisnubroto menyatakan, data inflasi dari dalam negeri bulan lalu cukup mengejutkan lantaran berada di atas proyeksi. Data ini pun sempat membebani laju rupiah. "Tetapi pengaruh inflasi saya kira sudah berakhir dengan harapan bulan berikutnya akan kembali stabil," tuturnya.
Di sisi lain, dollar AS juga masih dalam tekanan lantaran The Fed belum menunjukkan sinyal kenaikan suku bunga. Sejumlah kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump juga membebani laju dollar AS.
Pada pergerakan awal pekan ini, rupiah akan terpengaruh oleh sejumlah data ekonomi AS yang dirilis Jumat malam (3/2). Diantaranya data tenaga kerja yakni non farm payroll (NFP) bulan Januari dengan hasil naik ke angka 227.000 dari sebelumnya 157.000. Tetapi angka pengangguran AS meningkat ke level 4,8% dari sebelumnya 4,7% dan tingkat upah turun level 0,1% dari sebelumnya 0,2%. Lalu rilis data manufaktur AS menunjukkan pelemahan di level 56,5 dari sebelumnya 57,2.
Dengan rilis data tenaga kerja AS yang cukup beragam, Rully memprediksi, laju rupiah pada awal pekan ini akan cenderung stabil. Dari dalam negeri rupiah masih menanti rilis pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News